Urusan asal muasal varian durian, dulunya semacam acuh darimana buah favorit ini berasal. Daerah asal paling familiar pun hanya Kalibawang, Kulonprogo. Selain daerah itu, saya tidak paham darimana lagi varian durian ini berasal.
Karena selalu kecewa atau memang lidah ini yang tidak cocok dengan durian Kalibawang, maka ajakan Iqbal Kautsar untuk mencoba durian asal Manisrenggo, Klaten pada akhir pekan lalu pun tak ku sia-siakan. Berbekal Google Maps, walaupun saya sendiri dan mungkin saja Iqbal sedikit tahu tentang wilayah Manisrenggo, Klaten. Kami berangkat menuju sebuah pasar tradisional bernama Pasar Kembang.
Pasar Kembang ini adalah salah satu pasar tradisional di Kecamatan Kemalang, lokasinya berada di wilayah utara menuju Deles, Klaten sehingga lokasinya dekat dengan truk-truk pengangkut pasir merapi. Secara administratif, Pasar Kembang bukan lagi wilayah Manisrenggo, namun tetap saja orang luar Klaten yang datang ke pasar ini untuk berburu durian menyebutnya durian asal Manisrenggo.
Sampai Pasar Durian Kembang, saya, Iqbal dan Galant berhenti sejenak di pasar yang begitu padat ini. Saya berpikir sejenak kalau menyantap di pasar tentu kurang nyaman, ini di karenakan walaupun pasar dengan sentra durian tetapi di pasar kembang juga adalah pasar tradisional biasa. Jadi semua tumpek blek di pasar ini.
Kemudian kami memutuskan untuk mencari rumah penduduk saja yang tentu saja jualan durian juga. Maka ketemulah kita dengan nama Durian Bu Dalmi. Lokasinya hanya sekitar 2 km saja dari Pasar Kembang. Tak perlu waktu lama gas langsung kita kesana.
Walaupun tidak jauh, lagi-lagi kami bukan masuk wilayah Manisrenggo ataupun Kemalang, namun sudah berada di wilayah Kecamatan Karangnongko. Hal ini wajar karena wilayah yang kami kunjungi mendekati Taman Nasional Gunung Merapi sehingga perpindahan wilayahnya begitu sekejap saja.
Durian Bu Dalmi ini begitu mblusuk karena rumahnya berada jauh diantara rumah warga lainnya. Untuk ancer-ancer atau petunjuk paling gampangnya adalah dari Pasar Kembang ke utara, ikuti jalan aspal dan sebelum bertemu dengan jembatan besar kamu harus belok kiri. Ada gapura sebagai penanda masuk sebuah desa. Kamu tinggal ikuti jalan yang makin lama akan mengecil dan akan menemui rumah dengan halaman besar di ujung jalan.
Durian Bu Dalmi bukan durian kaleng-kaleng. Rasa durian pilihan Bu Dalmi yang ia petik di kebun sekitar rumahnya ini memiliki karakter daging yang tebal, kering dan manis. Semua durian yang dipilihkan oleh beliau tidak mengecewakan. Jadi saran saya memang lebih enak makan di tempat saja. Harga durian Bu Dalmi juga masih wajar. Beliau membanderol harga durian mulai 50 ribu sampai 100 ribu saja. Kalian bisa menegonya bila membeli durian lebih dari 1 buah.
8 comments
Write commentsEnak ketoke om.. apalagi sing fresh gitu..
ReplyKalo kata Ria SW, yummmyyyy.....
ReplyDari pohon, di diamkan sehari. Isinya pasti enak
ReplyNyosss
Replywah menggiurkan tapi sekarang aku suka daire kalau kebanyakan durian
ReplyBener banget
Replypaling murah 50k ya...mahal jugak :|
Reply
ReplyI do https://www.instagram.com/iza_rfq?r=nametag
Add your comment EmoticonEmoticon