Saya tak pernah menyangka, ada sebuah desa yang warganya memiliki semangat luar biasa di tengah tandus tanah Gunungkidul, Yogyakarta. Yang membuat saya semakin heran, letak desa tersebut terpencil. Maklum, perjalanan dari jalan aspal terdekat menuju desa ini harus ditempuh sejauh 3 kilometer dengan kondisi jalan perintis yang masih hancur lebur adanya.
Sepeda motor yang saya kendarai melaju pelan dan hati-hati karena jalan yang kurang begitu bersahabat menuju Desa Kemuning. Desa ini adalah salah satu Kampung Berseri Astra (KBA) yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kampung Berseri Astra (KBA) adalah program kontribusi sosial berkelanjutan Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan 4 pilar program yaitu Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan.
Melalui program Kampung Berseri Astra (KBA) ini masyarakat dan Astra dapat berkolaborasi untuk bersama mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas dan produktif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah Kampung Berseri Astra (KBA).
Kampung Berseri Astra (KBA) Desa Kemuning ini tepatnya berada di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Kabupaten Gunungkidul sendiri dikenal sebagai kabupaten yang hampir sebagian wilayahnya tandus karena langkanya air tanah.
Kesan desa terpencil nan tandus saya dapati jua saat sampai dan berjumpa Desa Kemuning. Kesan sebuah daerah tertinggal dengan penduduk yang mungkin akan acuh kepada kami yang datang langsung muncul di pikiran saya.
Kampung Berseri Astra (KBA) adalah program kontribusi sosial berkelanjutan Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan 4 pilar program yaitu Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan dan Kesehatan.
"Selamat datang di Desa Kemuning, monggo saya pakaikan selendang batik", kata seorang Bapak dengan senyum ndeso yang khas menyambut saya pertama kali.
"Oh oke Pak, silakan", sahut saya segera, yang saat itu langsung diselimuti pertanyaan kenapa tiba-tiba kami datang disambut bak seorang tamu agung.
Warga memakaikan kain untuk tamu yang datang |
Saya saat itu datang berombongan. Beberapa hari sebelumnya, memang terlebih dulu kami memberitahukan maksud dan tujuan kedatangan kepada koordinator Kampung Berseri yang menjadi perwakilan Kampung Berseri Astra (KBA) Desa Kemuning. Tujuan utama kami adalah ingin mencari bahan foto untuk koleksi pribadi kami sebagai seorang fotografer. Bila menarik, beberapa mungkin dapat kami gunakan untuk keperluan lomba foto.
"Sini mas saya pakaikan pin", kata seorang Ibu yang menghampiri saya.
"Pin apa itu Bu?". tanya saya penasaran.
"Ini pin dari batang pohon Kemuning, pohon yang menjadi cikal nama desa ini mas", jawab Ibu tersebut sembari juga melemparkan senyum kepada kami.
"Mohon maaf ya mas, saya ciprati air. Ini air juga dari rendaman daun Kemuning. Untuk mentolak bala", kata Ibu tersebut kepada saya.
"Baik Bu silahkan", jawab saya dengan membalas senyum beliau yang selalu ada saat menyambut kami.
"Bu, cipratin lagi ya ke teman saya, nanti saya foto", pinta saya kepada Ibu tersebut.
"Baik mas", jawab Ibu tersebut dengan mantap.
Teman saya langsung kegirangan, ia dengan senang hati mengarahkan kamera yang dibawanya ke arah cipratan Ibu tersebut untuk mendapatkan foto yang ciamik.
Menciprati air rendaman daun kemuning sebagai simbol tolak bala |
"Wah bagus ini, terimakasih ya Bu", kata teman saya yang kembali kegirangan.
Saya kemudian diajak warga untuk singgah di Pendopo Astra. Pendopo ini dibangun oleh Perusahaan Astra kira-kira 2 (dua) tahun yang lalu. Pendopo Astra tersebut saat itu juga digunakan sebagai tempat peresmian Kampung Berseri Astra (KBA) Desa Kemuning yang dihadiri oleh Bupati Gunungkidul, Ibu Badingah.
Pendopo Astra menjadi bangunan paling mencolok dipinggir sebuah danau yang memiliki nama sama dengan desa tersebut, -Danau Kemuning. Saat saya datang adalah akhir dari musim kemarau, Danau Kemuning sedang kering-keringnya. Namun sekering-keringnya Danau Kemuning, saya tidak melihat debit air dengan volume yang sedikit. Danau Kemuning seperti sebuah oase di tengah keringnya tanah Gunungkidul.
Danau Kemuning menjadi andalan dari warga desa. Airnya selalu ada di musim apapun. Karena rata-rata mata pencaharian warga adalah bertani, danau ini sangat berguna sekali sebagai pasokan air cadangan untuk lahan-lahan milik warga yang dilanda kekeringan.
Semilir sejuknya angin menemani kami di Pendopo Astra yang berada di pinggir Danau Kemuning. Bapak Suhardi, Dukuh Kemuning secara resmi menyambut kami di pendopo. Beliau mengatakan bahwa pemasangan selendang batik, pin dan cipratan air adalah sebagai tanda bahwa kami diterima untuk datang di Desa Kemuning.
Selendang batik adalah salah satu produk unggulan perkumpulan ibu-ibu di Desa Kemuning. Pin menandakan bahwa yang memakainya harus dibantu saat berada di wilayah desa. Sedangkan cipratan air menandakan bahwa bala atau keburukan yang dibawa kami haruslah hilang, jangan sampai masuk ke desa. Pohon Kemuning sendiri dikenal sebagai pohon bernilai magis khususnya bagi orang Jawa.
"Desa Kemuning telah mengintegrasikan 4 pilar program Kampung Berseri Astra, yakni Kesehatan yang berupa senam rutin, posyandu mingguan, dan posyandu hewan. Lalu ada Pendidikan yang berupa Playgroup/TK dan kelompok kesenian yang dikelola warga. Yang ketiga adalah Lingkungan yang berupa penanaman pohon di wilayah desa dan sekitar danau. Dan keempat adalah Kewirausahan yang berupa kelompok UKM produk-produk khas desa", kata Bapak Dukuh Suhardi menjelaskan Kampung Berseri Astra (KBA) Desa Kemuning kepada kami.
"Nah, mumpung masih pagi. Di Pendopo Astra ini biasanya dilakukan senam sebagai integrasi dari salah satu pilar program di bidang Kesehatan, monggo apabila ingin ikut", kata Bapak Dukuh Suhardi melemparkan ajakan kepada kami. Kami hanya saling pandang mendengar ajakan dari Bapak Dukuh Suhardi.
Sehari itu, saya merangkum ke-4 (empat) pilar program Kampung Berseri Astra (KBA) di Desa Kemuning yang di implementasikan dengan beberapa program kegiatan. Ke-4 (empat) pilar program Kampung Berseri Astra (KBA) di Desa Kemuning di integrasikan warganya dengan semangat dan suka cita. Berikut beberapa program kegiatan tersebut:
Sehari itu, saya merangkum ke-4 (empat) pilar program Kampung Berseri Astra (KBA) di Desa Kemuning yang di implementasikan dengan beberapa program kegiatan. Ke-4 (empat) pilar program Kampung Berseri Astra (KBA) di Desa Kemuning di integrasikan warganya dengan semangat dan suka cita. Berikut beberapa program kegiatan tersebut:
PILAR PROGRAM KESEHATAN
Kami tentu saja yang berpakaian casual merasa canggung untuk ikut berjoget mengikuti irama senam sehat yang diadakan di halaman Pendopo Astra. Kami hanya menonton sembari menikmati semilir angin yang terus menumbuhkan rasa betah berlama-lama di pinggir Danau Kemuning. Untungnya kami disediakan tiwul dan wedhang secang -kudapan dan minuman khas Gunungkidul, oleh warga untuk menemani kami bersantai. Desa Kemuning ternyata memiliki kesan yang jauh sangat lebih baik dari awal pikiran "buruk" kami.
Senam sehat yang dilakukan rutin oleh warga Desa Kemuning |
Pilar program Kesehatan lain di Desa Kemuning adalah adanya Posyandu. Akses yang jauh dari layanan kesehatan membuat warga berinisiatif untuk mengadakan pelayanan kesehatan di hari-hari tertentu secara mandiri. Posyandu di Desa Kemuning melayani kebutuhan kesehatan untuk seluruh lapisan warga mulai dari balita hingga lanjut usia. Di hari-hari tertentu pula ada program dokter muda masuk desa sehingga menambah kepastian kesehatan yang lebih baik bagi warga.
Posyandu untuk Balita hingga Lanjut Usia |
Karena banyak warga Desa Kemuning yang memiliki hewan ternak, di desa ini juga mengadakan Posyandu Hewan pada hari-hari tertentu. Ini untuk menjaga kondisi hewan ternak tetap sehat sehingga tidak merugikan pemilik ataupun orang lain.
"Posyandu Hewan membantu sekali mas, orang sini kalau mau ke kota jauh. Kalau mau mengundang perorangan juga mahal jadinya kami membuat kelompok", kata salah satu peternak di Desa Kemuning.
Peternak di Desa Kemuning |
PILAR PROGRAM PENDIDIKAN
Untuk mendukung pilar program di bidang Pendidikan, warga Desa Kemuning mendirikan Playgroup/TK yang dikelola oleh warga sendiri. Playgroup/TK ini bertujuan agar generasi warga desa mampu bersaing di tingkatan pendidikan selanjutnya dan juga dengan adanya Playgroup/TK ini dapat meringankan kerepotan warga yang harus mencari sekolah karena lokasi Desa Kemuning yang terpencil.
Playgroup/TK di Desa Kemuning yang sederhana |
Saya melihat semangat para Ibu Guru untuk mendidik anak usia dini tersebut. Para anak usia dini juga sangat bersemangat karena walaupun sekolah tersebut kecil namun fasilitas alat edukasi yang ada cukup memadai.
"Anak-anak senang bermain dengan alat edukasi, warga disini banyak yang sekolahkan anaknya disini mas, rata-rata orangtua bekerja di kota dan kakek nenek mereka bertani", kata Ibu Guru.
Anak-anak bermain dengan alat permainan edukatif |
Selain sekolah Playgroup/TK, di Desa Kemuning juga mengintegrasikan pilar program Pendidikan dengan membuat kelompok kesenian tari. Anak-anak remaja dilatih untuk bisa menari. Selain untuk melestarikan budaya dan mengembangkan wisata, diharapkan dengan kesenian tari anak-anak remaja Desa Kemuning memiliki hobi yang positif.
Latihan menari rutin yang diikuti remaja Desa Kemuning |
PILAR PROGRAM LINGKUNGAN
"Cinta itu seperti menanam sebuh pohon, jika kita sabar pohon itu bisa menjadi pohon yang sangat besar dan kuat", -anonim
Seperti kata mutiara diatas, warga Desa Kemuning berlomba menanam pohon untuk membesarkan dan menguatkan Desa Kemuning. Warga Desa Kemuning ingin melawan tandus dan keringnya tanah Gunungkidul. Terbukti di beberapa emperan rumah warga, banyak benih pohon yang dapat kita jumpai.
Program sadar penanaman pohon ini adalah bukti nyata pilar program Lingkungan yang benar-benar di implementasikan. Mungkin saat ini jika berkunjung di Desa Kemuning kita belum akan melihat hasilnya. Namun, saya yakin minimal 5 tahun kemudian, Desa Kemuning akan lebih hijau.
Selain program penanaman pohon yang merupakan program jangka panjang, Desa Kemuning juga mengoptimalkan penanaman sayuran hidroponik yang memanfaatkan halaman rumah sebagai program jangka pendek. Sayuran hidroponik diharapkan langsung dapat dipetik hasilnya sehingga mengurangi beban biaya rumah tangga dalam urusan pangan.
Pilar Program Lingkungan nyata yang lain adalah dengan dibentuknya Bank Sampah. Para anggota yang terdiri dari beberapa ibu-ibu ini bertugas untuk mengumpulkan sampah 2 (kali) dalam sebulan. Setelah terkumpul, sampah kemudian dipilah mana yang memiliki nilai jual. Hasil penjualan walaupun sedikit namun bisa digunakan untuk operasional kegiatan pilar program yang lain seperti Posyandu.
"Hasil Bank Sampah memang sedikit namun dapat membantu menambah biaya kegiatan yang dilakukan di Desa Kemuning", kata Bu Endang, sekretaris Bank Sampah Desa Kemuning.
Program sadar penanaman pohon ini adalah bukti nyata pilar program Lingkungan yang benar-benar di implementasikan. Mungkin saat ini jika berkunjung di Desa Kemuning kita belum akan melihat hasilnya. Namun, saya yakin minimal 5 tahun kemudian, Desa Kemuning akan lebih hijau.
Selain program penanaman pohon yang merupakan program jangka panjang, Desa Kemuning juga mengoptimalkan penanaman sayuran hidroponik yang memanfaatkan halaman rumah sebagai program jangka pendek. Sayuran hidroponik diharapkan langsung dapat dipetik hasilnya sehingga mengurangi beban biaya rumah tangga dalam urusan pangan.
Sayuran yang ditanam di halaman rumah warga |
Pilar Program Lingkungan nyata yang lain adalah dengan dibentuknya Bank Sampah. Para anggota yang terdiri dari beberapa ibu-ibu ini bertugas untuk mengumpulkan sampah 2 (kali) dalam sebulan. Setelah terkumpul, sampah kemudian dipilah mana yang memiliki nilai jual. Hasil penjualan walaupun sedikit namun bisa digunakan untuk operasional kegiatan pilar program yang lain seperti Posyandu.
"Hasil Bank Sampah memang sedikit namun dapat membantu menambah biaya kegiatan yang dilakukan di Desa Kemuning", kata Bu Endang, sekretaris Bank Sampah Desa Kemuning.
Warga Desa Kemuning memilah sampah yang memiliki nilai jual |
PILAR PROGRAM KEWIRAUSAHAAN
"Makanan khas desa kami ada Geplek Geprek, Lempeng Singkong, Jenang Pisang Uter, Jenang Dodol Singkong dan Ingkung Ayam", kata Ibu Romlah, salah satu anggota UKM OASE Kemuning Gunungsewu Desa Kemuning.
Geplek Geprek menjadi kudapan paling menarik perhatian saya. Baru kali ini saya menemukan kudapan dari singkong yang cara membuatnya unik, yaitu menggunakan metode fermentasi dan disajikan dengan potongan bambu yang dibelah.
UKM OASE Kemuning Gunungsewu menjadi garda terdepan untuk produksi kudapan khas Desa Kemuning. Ibu Romlah bersama 23 Ibu lainnya saling bahu membahu memproduksi beberapa kudapan khas yang salah satu Geplek Geprek yang tidak ada di tempat manapun tersebut.
Warga Desa Kemuning kreatif untuk mengimplementasikan pilar program Kewirausahaan. Dengan mengeluarkan produk anti-mainstream, pola marketing produk tersebut menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Tercatat, minimal setiap harinya ada 5 Kilogram Geplek Geprek diproduksi. Satu Geplek Geprek hanya dibanderol seharga Rp8.000 saja, murah bukan.
Warga bekerja sama dalam memproduksi kudapan khas Desa Kemuning |
Geplek Geprek, kudapan unik dari bahan Singkong yang hanya ada di Desa Kemuning |
Makanan khas Desa Kemuning lain yang menjadi favorit saya adalah Ingkung Ayam. Kalau Ingkung Ayam ini memang sudah menjadi ciri khas wilayah Gunungkidul. Bedanya kalau di Desa Kemuning, kita dapat menikmatinya sembari berteman dengan sejuknya semilir angin yang berada di Danau Kemuning.
"Ingkung Ayam ini bisa dipesan beberapa hari sebelum datang kesini mas, agar disiapkan lebih cepat. Ingkung dijamin enak, bisa pilih pakai nasi biasa, uduk atau tiwul", kata Ibu Romlah, yang adalah pembina pilar Kewirausahaan.
Benar saja, rasa Ingkung Ayam khas Gunungkidul memang tiada duanya. Dinikmati dengan kudapan tiwul dan diakhiri dengan minum wedhang secang yang hangat dan menyehatkan. Potensi wisata sangat nyata ada di terpencilnya Desa Kemuning ini.
Menikmati Ingkung Ayam dengan Nasi Tiwul |
Semangat Kampung Kemuning Mengintegrasikan 4 Pilar Program ASTRA
Sekarang, Desa Kemuning telah siap menggunakan kail yang diberikan Astra untuk mencari kesejahteraan bagi seluruh warga. Kail yang berupa 4 (empat) pilar program Kampung Berseri Astra (KBA) dalam bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan telah mematik semangat warga untuk bersama-sama berkembang menjadi desa yang bersih, sehat, cerdas dan produktif (berseri). Kampung Berseri Astra (KBA) adalah wujud nyata Persembahan 61 Tahun Astra Untuk Indonesia Sejahtera.
3 comments
Write commentsSemoga makin banyak masyarakt yang terbantu dengan adanya kampung berseri astra ya.
Replyempat pilarnya jalan ya di desa ini. aku suka momen makan dengan beralas daun itu mas.
Replywah semacam pengabdian masyarakat ya ini mas?
Replywww.ipung.net
Add your comment EmoticonEmoticon