"Emang udah berapa kali kamu naik Lion, kok bisa bilang aman"
Hampir semua teman yang saya ceritakan soal pengalaman terbang dengan pesawat Lion Air minggu lalu sangsi dengan pernyataan saya. Apalagi setelah ada kejadian naas di akhir bulan Oktober 2018 lalu yang menimpa pesawat Lion Air JT 610. Pesawat Lion Air JT 610 tujuan Pangkalpinang mendapat musibah jatuh di perairan Karawang sehingga menewaskan seluruh penumpang dan kru pesawat.
Bagi sebagian orang, semenjak kejadian tersebut tentu akan jiper jika memilih Lion Air sebagai moda transportasinya. Namun ajakan teman saya untuk mencoba Lion Air dari Yogyakarta menuju Jakarta dan mampir di pusat pelatihan para pilot membuat saya tergugah. Saya memiliki rasa penasaran terhadap Lion Air dengan mengacu pada fakta bahwa sebenarnya Lion Group memiliki Angkasa Training Center yang merupakan pusat pelatihan pilot terbesar di Indonesia.
Lion Group sebagai perusahaan penerbangan swasta terbesar di Indonesia sejak tahun 2015 telah menjalin kerjasama dengan Airbus Training Organization untuk melatih para pilot yang tergabung dalam sejumlah maskapai penerbangan milik Lion Group (Lion Air, Wings Air, dan Batik Air). Di kawah candradimuka ini, para calon pilot, engineering dan bahkan pramugari dilatih secara total untuk melayani konsumen secara maksimal dengan standar internasional.
Angkasa Training Center ini berada di kawasan Bandara Mas, tidak jauh dari Bandara Soekarno-Hatta. Sabtu pagi saat saya mengunjunginya, terlihat berbagai aktivitas orang-orang berpakaian pilot di Training Center ini. Saat masuk ke dalam kantornya -yang terlihat biasa saja dari luar, saya kagum karena disambut dengan megahnya mesin simulator pesawat. Saya juga sempat melintas di beberapa ruangan di dalam Angkasa Training Center, terlihat pula beberapa orang yang sedang menggunakan simulator pemandu lalu lintas udara.
Mencoba Lion Air dari Yogyakarta Menuju Jakarta dan Sebaliknya
Sebelum mengunjungi Angkasa Training Center, saya tentu saja mencoba untuk naik pesawat Lion Air dari Yogyakarta untuk pertama kalinya. Tanpa menyebut bahwa saya bertujuan untuk mengunjungi pusat pelatihan milik Lion Group tersebut. Saya diperlakukan cukup baik oleh pramugari saat menaiki pesawat Lion Air.
Saya beberapa kali ketahuan meng-candid pramugari yang sedang bertugas, para pramugari tersebut tidak menunjukan sikap marah atau terganggu. Oke, mbak pramugari, saya mohon maaf untuk melakukan hal tersebut karena tidak meminta izin terlebih dahulu.
Saat ada penumpang dengan kebutuhan khusus seperti kursi roda, para pramugari dengan sigap membantu penumpang tersebut. Walaupun Lion Air merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah (Low Cost Carrier) dengan fasilitas minim untuk menekan harga tiket. Saya tidak melihat perlakuan acuh kepada penumpang.
Dan walaupun sering menebar senyum kepada penumpang, saya juga melihat ketegasan pramugari dengan menegur penumpang yang membawa koper terlalu besar yang seharusnya masuk bagasi tanpa menimbulkan debat sehingga mengganggu penumpang lain. Luar biasa para pramugari ini menjaga keamanan seluruh penumpang.
Saya sampai di Bandara Soekarno-Hatta tanpa kendala. Saat semua penumpang kecuali saya dan teman turun dari pesawat, saya baru mengutarakan maksud dan tujuan kepada pramugari dan pilot yang bertugas. Saat itu kami kurang beruntung karena pilot yang ingin diwawancarai ternyata harus segera bergegas berpindah ke pesawat lain dengan tujuan Pangkalpinang. Tentu kami harus menerima penolakan pilot tersebut agar tidak mengganggu jadwal penerbangan.
Sampai di pintu keluar Bandara Soekarno-Hatta kami bergegas menuju kendaraan mini bus yang akan mengantarkan ke Angkasa Training Center di Kawasan Bandara Mas. Kami berencana akan mengunjungi Angkasa Training Center selama setengah hari.
Perjalanan menaiki maskapai Lion Air kembali saya rasakan pada petang harinya. Setelah selesai mengunjungi Angkasa Training Center, saya dan teman memang sengaja memilih segera pulang ke Yogyakarta hari itu juga. Dengan cuaca yang cukup baik. Saya pulang ke Yogyakarta dengan tepat waktu dan tanpa kekurangan apapun.
Perjalanan pulang sedikit berbeda karena ternyata pramugari telah diberi instruksi untuk membantu kami apabila ingin mengambil gambar maupun rekaman tentang pengalaman menaiki Lion Air. Perjalanan pulang pun sedikit lega karena saat itu penumpang hanya berjumlah sekitar 80an saja. Saya sempat mendengar jumlah penumpang dari beberapa petugas yang menghampiri pramugari.
Dengan banyaknya jadwal penerbangan yang dimiliki Lion Air, dapat pulang dengan tepat waktu menunjukan profesionalitas yang tinggi. Apalagi saat itu saya memilih penerbangan petang hari. Kalau di pagi hari sudah ada yang delay, maka tentu saja penerbangan-penerbangan malam menjadi korbannya karena akumulasi waktu yang terjadi.
Mengingat saat itu saya pulang ke Yogyakarta dengan tepat waktu, hari itu bisa dipastikan tidak ada kendala dari pagi hari hingga petang yang membuat salah satu jadwal penerbangan Lion Air tertunda. Kira-kira pukul 08:00 malam saya mendarat di Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Terimakasih untuk para pilot, pramugari dan kru yang bertugas.
Setengah Hari di Angkasa Training Center
Seusai mendarat di bandara Soekarno-Hatta, kami langsung menuju kawasan Bandara Mas yang lokasinya tidak jauh dari bandara Soekarno-Hatta. Kawasan Bandara Mas ini adalah kawasan perkantoran dan pergudangan. Banyak perusahaan yang berkantor disini, yang banyak terlihat adalah perusahaan jasa pengiriman.
Dari luar kawasan Bandara Mas terlihat biasa saja. Bentuk bangunannya rata-rata hampir sama. Mini bus yang kami tumpangi akhirnya berhenti di salah satu gedung dengan cat dinding berwarna biru. Ada tulisan "Welcome To Angkasa Training Center Bandara Mas". Papan nama tersebut menandakan kami akhirnya tiba di tujuan.
Kesan pertama saya tentang Training Center ini adalah biasa saja, masuk ke bagian resepsionisnya pun terlihat biasa saja. Saya kemudian langsung berubah menjadi kagum karena di bangunan yang lebih mirip gudang tersebut di dalamnya terdapat mesin yang mirip bagian depan pesawat. Sepersekian detik pun akhirnya saya tahu, mesin tersebut adalah sebuah simulator pesawat terbang.
Bayangan saya, simulator pesawat ya hanya mesin komputer sederhana. Hanya sebuah kombinasi komputer yang disusun sedemikian rupa dan cara menjalankannya pun seperti game simulasi di PC. Ternyata, simulator pesawat di Angkasa Training Center memang dibuat mirip 100% dengan pesawat yang akan dioperasikan pilot. Banyak jenis semilator yang ada, sesuai dengan jenis pesawat yang khususnya dimiliki Lion Group.
Awalnya kami nimbrung mengikuti konferensi pers dengan para pilot senior Lion Group yang membahas Angkasa Training Center tersebut, tak berselang lama kami kemudian diajak untuk mencoba masuk ke dalam simulator pesawat. Kami secara langsung ditantang untuk menjajal duduk di kursi co-pilot pesawat milik Lion Group seperti Boeing B737-900ER dan ATR 72-500. Walaupun hanya simulator, ada adrenaline yang timbul saat pesawat yang diterbangkan oleh pilot "abal-abal" seperti kami.
Kondisi penerbangan, lokasi bandara, dan hal-hal detail lainnya dapat diatur di simulator pesawat milik Angkasa Training Center ini. Bahkan kondisi guncangan pesawat dapat dirasakan saat berada di dalam simulator. Saya juga sempat berada di dalam kokpit pesawat saat teman memilih kondisi cuaca badai. Begitu ngeri ternyata diatas sana saat badai, jarak pandang bahkan sempat 0 alias buta. Saya begitu apresiasi perjuangan pilot Lion Air, ternyata memang para pilot Lion Group dilatih untuk kondisi paling berat sekalipun.
Terbang Aman dan Nyaman dengan Lion Air.
Mengunjungi Angkasa Training Center membuat saya dapat mengatakan bahwa terbang dengan moda transportasi pesawat tetaplah cara paling aman untuk keliling Indonesia. Khusus untuk Lion Air, saya mengapresiasikan secara lebih karena perusahaan sebesar Lion Group, walaupun sering diberitakan miring dan dihujat namun ternyata tetap berkembang untuk memberi pelayanan terbaik untuk penumpang.
Angkasa Training Center adalah bukti investasi Lion Group untuk melatih pilotnya dapat bekerja maksimal. Terima kasih kepada Lion Group yang tidak hanya memberikan kesempatan untuk siapapun dapat terbang, namun juga memberikan jaminan aman dengan melatih para pilotnya secara profesional.
1 comments:
Write commentsI recently gave a new internet marketing program a try and wanted to report my own buy trustpilot reviews Cash Club Review. Craig Davidson's Certified Cash Club is a step-by-step plan of what worked for him to make a living through internet marketing and selling products online. If you are looking for something to supplement your income or if you are looking to replace your current job, this club is for you.
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon