Berbagai akses layanan penyimpanan data center seringkali dimanfaatkan banyak pihak dalam penyimpanan berbagai macam data dalam jumlah yang banyak. Sudah tidak dapat kita hitung banyaknya pihak yang memanfaatkan akses layanan penyimpanan Data Center ini.
Hal tersebut dikarenakan semakin banyak saja perusahaan dengan situs atau layanan online yang semakin maju. Tentunya dari berbagai layanan online, dibutuhkan penyimpanan data dalam jumlah yang besar seiring meningkatnya pelanggan atau konsumen yang memakai layanan online tersebut.
Konfigurasi server, topologi jaringan dan peralatan pendukung dapat sangat bervariasi tergantung pada perusahaan, tujuan, lokasi, tingkat pertumbuhan dan konsep desain awal dari akses layanan penyimpanan data center. Tata letaknya dapat sangat memengaruhi efisiensi aliran data dan kondisi lingkungan di dalam pusat.
Beberapa situs mungkin membagi server mereka menjadi beberapa kelompok berdasarkan fungsi, seperti memisahkan server web, server aplikasi dan server basis data. Beberapa situs website juga mungkin memiliki masing-masing servernya dalam melakukan banyak tugas. Tidak ada aturan yang benar-benar tepat serta tidak ada banyak standar yang resmi.
Sebenarnya terdapat panduan terhadap pengembangan standar klasifikasi tier akses layanan penyimpanan Data Center yaitu proyek TIA-942. Terdapat identifikasi empat kategori pada akses layanan penyimpanan data center ini, dinilai dari metrik seperti redundansi dan tingkat toleransi kesalahan. Berikut ini empat katergori pada akses layanan penyimpanan Data Center:
1. Tier 1, adalah tier pada akses layanan penyimpanan Data Center yang merupakan infrastruktur situs dasar dengan jalur distribusi tunggal serta tidak memiliki redundansi yang built-in.
2. Tier 2, adalah tier pada akses layanan penyimpanan Data Center yang merupakan infrastruktur situs redundan dengan jalur distribusi tunggal yang mencakup komponen redundan.
3. Tier 3, adalah tier pada akses layanan penyimpanan Data Center yang merupakan infrastruktur situs yang dapat dipertahankan secara bersamaan yang mempunyai banyak jalur. Tetapi hanya satu saja yang aktif dalam satu waktu.
4. Tier 4, adalah tier pada akses layanan penyimpanan Data Center yang merupakan infrastruktur situs fault-tolerant yang mempunyai beberapa jalur distribusi yang aktif untuk redundansi yang banyak.
Secara teori, situs yang termasuk dalam kategori tier 1 dan tier 2 harus ditutup untuk pemeliharaan sesekali. Sementara untuk situs tier 3 data centre dan tier 4 harus dapat tetap terjaga selama pemeliharaan dari berbagai gangguan. Bisa dibilang, angka yang lebih tinggi berarti tingkat keandalan yang lebih tinggi. Hal tersebut berarti lebih sedikit waktu pemberhentian potensial dan biayanya juga lebih tinggi.
Untuk standar pada akses layanan penyimpanan Data Center ini juga merinci rekomendasi untuk pemasangan kabel data center. Tidak hanya itu saja, standar tersebut bisa juga menjadi panduan pada aspek infrastruktur fasilitas seperti kontrol dan daya lingkungan serta masalah desain pada akses layanan penyimpanan Data Center lainnya.
Panduan ini ditujukan untuk industri telekomunikasi pada dasarnya, tetapi sebenarnya dapat saja diterapkan ke akses layanan penyimpanan Data Center yang lainnya. Panduan ini merupakan salah satu dari beberapa cara untuk menilai dan membandingkan akses layanan penyimpanan data center dengan desain dan fungsionalitas secara keseluruhan.
Tidak semua akses layanan penyimpanan Data Center mengikuti standar ini. Data Center saat ini adalah fenomena baru yang tidak ada kode bangunan khusus untuk mereka di sebagian besar wilayah saat ini. Mereka umumnya dikelompokkan ke dalam beberapa tipe generik lainnya. Sekian dan semoga bermanfaat.
Add your comment EmoticonEmoticon