Apa yang ada dibenakmu jika mendengar kata Inklusif? Pernah mendengar? Asing? Atau malah tidak tahu sama sekali? Inklusif boleh dibilang sebuah sistem, sebuah gerakan, sebuah cara dan sebuah solusi untuk kesetaraan dalam hal ini kesetaraan difabel, orang-orang berkebutuhan khusus atau dalam beberapa kasus adalah orang yang "terkucilkan" seperti penghayat kepercayaan. Gerakan inklusif ada agar mereka lebih percaya diri. Agar mereka lebih setara dalam berkehidupan bermasyarakat.
Kesetaraan memang bisa dalam bentuk apapun namun "mereka" yang serba kekurangan lebih sering dipandang sebelah mata. Bagi difabel misalnya, secara tidak sadar mereka diperlakukan tidak adil dalam memperoleh pekerjaan.
Banyak perusahaan yang mesyaratkan kesehatan fisik padahal kemampuan para difabel mungkin saja lebih baik. Atau penghayat kepercayaan yang bertahun-tahun sebelum ini tidak dapat mencantumkan "agama" mereka dalam kolom ktp.
Banyak perusahaan yang mesyaratkan kesehatan fisik padahal kemampuan para difabel mungkin saja lebih baik. Atau penghayat kepercayaan yang bertahun-tahun sebelum ini tidak dapat mencantumkan "agama" mereka dalam kolom ktp.
Gerakan inklusif juga akan lebih berarti bagi mereka yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia. Yang dalam kehidupannya, hak-hak mereka ditindas dan sulit untuk kembali bermasyarakat karena masyarakat kadung mencap mereka dengan stigma buruk.
Sistem inklusif hadir sebagai solusi untuk mengamalkan sila ke-5 Republik Indonesia yang selama ini tercabik-cabik oleh mayoritas egois yang tidak dapat diganggu gugat oleh minoritas. Inklusif adalah buah dari Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sistem inklusif hadir sebagai solusi untuk mengamalkan sila ke-5 Republik Indonesia yang selama ini tercabik-cabik oleh mayoritas egois yang tidak dapat diganggu gugat oleh minoritas. Inklusif adalah buah dari Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Program Peduli, sebuah gerakan yang mendorong terwujudnya inklusi sosial bagi warga negara Indonesia yang minoritas/dimarjinalkan karena stigma dan perbedaan beberapa waktu lalu mengadakan pelatihan bagi mereka yang masuk kriteria Program Peduli.
Pelatihan berjudul Brewbagi ini dikususkan untuk menjadikan dan melatih "mereka" mengnal usaha kopi. Terutama melatih mereka dalam meracik sebuah kopi yang nikmat. Karena kopi adalah bahasa persatuan baru yang digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Karena kopi diharapkan menjadikan mereka setara.
Pelatihan berjudul Brewbagi ini dikususkan untuk menjadikan dan melatih "mereka" mengnal usaha kopi. Terutama melatih mereka dalam meracik sebuah kopi yang nikmat. Karena kopi adalah bahasa persatuan baru yang digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Karena kopi diharapkan menjadikan mereka setara.
Sebagai hasil dari pelatihan Brewbagi. Pada hari minggu (29/07/2018) yang lalu diadakan Public Showcase yang dilaksanakan di YAKKUM, sebuah pusat rehabilitasi yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km. 13,5 Yogyakarta.
Dan kebetulan pula di Yakkum ini terdapat Cupable Coffe, sebuah kedai kopi yang para baristanya sekarang adalah para difabel. Walapun difabel, mereka sangat gesit dalam meracik kopi. Saya berdecak kagum kepada mereka. Saya merasa kalah walaupun memiliki kelebihan fisik yang tidak mereka miliki. Luar biasa!
Dan kebetulan pula di Yakkum ini terdapat Cupable Coffe, sebuah kedai kopi yang para baristanya sekarang adalah para difabel. Walapun difabel, mereka sangat gesit dalam meracik kopi. Saya berdecak kagum kepada mereka. Saya merasa kalah walaupun memiliki kelebihan fisik yang tidak mereka miliki. Luar biasa!
Salah satu barista difabel yang cukup mencolok perhatian saya adalah mas Eko Sugeng. Berawal dari dulunya hanya penikmat kopi di Cupable Coffe, karena ditawari untuk ikut program pelatihan Brewbagi, kini Eko Sugeng mampu menyaingi para barista yang dulu meracik kopi untuknya.
Eko Sugeng juga menjadi salah satu perwakilan pembicara talkshow bersama-sama dengan Bernard Batubara (@BenzBara), Penulis & Penyeduh Rumahan, Frischa Aswarini (@frischa_aswarini), Penulis & Presenter TV; salah satu penulis cerita film Filosofi Kopi 2 dan Ranie Ayu Hapsari (@raniehapsari) Project Manager Program Peduli, Pusat Rehabilitasi YAKKUM.
Suatu kebanggaan saya dapat hadir di Public Showcase Barista Inklusif tersebut. Melihat semangat mereka untuk setara. Dan tentu saja saya hadir untuk menyesap kopi racikan para Barista Inklusif yang memamerkan karya emasnya disana secara puas (baca: gratis). Saya berharap kegiatan dan semangat seperti ini selalu ada dan diadakan lebih banyak lagi oleh Program Peduli.
Karena terlarut dengan semangat dan nikmatnya menyesap kopi, saya habiskan waktu sampai akhir acara di Public Showcase Barista Inklusif tersebut. Di akhir acara saya ikut bersama-sama dengan para pengunjung yang hadir. Difabel, penghayat kepercayaan, masyarakat biasa dan semua yang hadir termasuk saya, mengangkat gelas kopi dan meneriakan KARENA KOPI KITA SETARA!
Eko Sugeng juga menjadi salah satu perwakilan pembicara talkshow bersama-sama dengan Bernard Batubara (@BenzBara), Penulis & Penyeduh Rumahan, Frischa Aswarini (@frischa_aswarini), Penulis & Presenter TV; salah satu penulis cerita film Filosofi Kopi 2 dan Ranie Ayu Hapsari (@raniehapsari) Project Manager Program Peduli, Pusat Rehabilitasi YAKKUM.
Suatu kebanggaan saya dapat hadir di Public Showcase Barista Inklusif tersebut. Melihat semangat mereka untuk setara. Dan tentu saja saya hadir untuk menyesap kopi racikan para Barista Inklusif yang memamerkan karya emasnya disana secara puas (baca: gratis). Saya berharap kegiatan dan semangat seperti ini selalu ada dan diadakan lebih banyak lagi oleh Program Peduli.
Karena terlarut dengan semangat dan nikmatnya menyesap kopi, saya habiskan waktu sampai akhir acara di Public Showcase Barista Inklusif tersebut. Di akhir acara saya ikut bersama-sama dengan para pengunjung yang hadir. Difabel, penghayat kepercayaan, masyarakat biasa dan semua yang hadir termasuk saya, mengangkat gelas kopi dan meneriakan KARENA KOPI KITA SETARA!
1 comments:
Write commentsLuar biasanya, mereka yang menyandang predikat difabel itu masih terus gigih dengan cita-citanya. Mantep
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon