Canon EOS M3, f/11, 1/30, ISO100, 200mm |
Dan STM adalah stepping motor. Fungsinya adalah mengurangi suara bising pada lensa saat mencari fokus. Tekonologi ini berguna saat melakukan perekaman video. Untuk desain lensa ini kalau menurut saya sangat terlalu sederhana. Hanya ada ring manual focus saja di ujung lensa. Perpindahan dari auto ke manual focus dilakukan sepenuhnya pada pengaturan kamera.
Saya menggunakan dua seri kamera mirrorless Canon (EOS M10 dan EOS M3) untuk menguji kemampuan lensa ini. Dua kamera tersebut hampir sama, hanya beda resolusi (18MP dan 24MP). Karena lensa ini sedikit panjang ukurannya. Membuat kedua kamera yang saya pakai terlihat "keren". Karena biasanya, kamera dengan lensa yang panjang banyak disukai oleh banyak orang termasuk saya.
Lensa tele ini lebih banyak saya gunakan daripada lensa kit EF-M 15-45mm dan EF-M 22mm. Pada perhelatan Canon Photomarathon tahun 2017 yang lalu, saya full memakai lensa ini. Alasannya adalah lensa ini memiliki kualitas yang mirip dengan lensa fix (menurut saya) sedangkan lensa fix EF-M 22mm saya tidak dapat diandalkan untuk memotret momen tiba-tiba dengan jarak yang jauh (ya iyalah, capek deh mas!).
sumber foto: Rudy Gardea |
Impresi pertama menggunakan lensa tele tentu saja adalah kecepatan pergeseran gambar yang tidak biasa. Pasti kalian yang pertama kali menggunakan lensa tele akan merasakannya. Untuk kecepatan fokus, tentu saja Canon EOS M3 lebih baik daripada Canon EOS M10, namun perlu diketahui kecepatan fokus mirrorless Canon (yang belum dual pixel) menurut saya masih dibawah rata-rata daripada merk sebelah, jadi harap sedikit sabar dalam mencari fokus kecuali kamu menggunakan mode single focus. Dengan mode ini fokus akan sedikit lebih cepat daripada mode tracking.
Cara terbaik menguji lensa EFM 55-200mm ini adalah memotret senja. Dengan komposisi bagian lensa di dalamnya. Sifat lensa tele dapat membuat background terlihat lebih dekat. Seperti saat memotret matahari senja. Matahari akan terlihat lebih bulat dan besar daripada menggunakan lensa yang bukan tele. Cara asik lain adalah memotret bulan saat purnama atau supermoon. Detail gambar yang dihasilkan EF-M 55-200mm ini masih cukup baik walaupun saat memotret bulan tentunya harus diatur lagi dengan elektronik zoom.
Lensa EF-M 55-200mm ini juga memberikan bokeh halus pada objek saat digunakan pada focal length terjauh di 200mm. Saya tidak memiliki lensa pembanding yang sejenis. Namun dibandingkan dengan lensa focal length jauh lain (EF-S 18-135mm) yang saya miliki, kualitas EF-M 55-200mm sangat jauh lebih baik.
Harga yang lumayan mahal untuk EF-M 55-200 ini memang sebanding dengan kualitas yang dihasilkan. Datascrip secara resmi membanderol lensa ini dengan harga 4,5 jutaan, untuk distributor yang banyak beredar memang lebih murah tapi resiko ditanggung pembeli. Dan memang sebuah harga yang mahal untuk lensa tele. Lensa ini kemampuannya mungkin dapat lebih baik jika dipasangkan dengan body kamera EOS-M yang sudah memiliki Dual Pixel AF seperti Canon EOS M100, EOS M6 dan EOS M5.
- Panjang fokus setara 35mm: 88-320mm
- Konstruksi lensa: 17 elemen dalam 11 kelompok
- Jarak pemfokusan terdekat: 1m
- Pembesaran Maksimum: 0,21x
- Diameter filter: φ52mm
- Ukuran: kira-kira φ60,9 × 86,5mm (maksimum)
- Bobot: kira-kira 260g
Sebagai kesimpulan dari lensa EF-M 55-200mm ini:
Kelebihan:
- Kualitas gambar baik, menghasilkan hasil gambar yang tajam walaupun dipakai di mirrorless tipe terendah Canon saat ini (Canon EOS M10)
- Sudah IS, membantu menghaluskan gambar dengan meminimalisir goncangan
- Sudah STM, kinerja lensa tidak berisik dan membantu menghasilkan video yang bagus
- Memiliki berat 260g yang tergolong pas untuk body mirrorless Canon
Kekurangan:
- Harga mahal untuk versi resmi
- Mount masih plastik, kurang terlihat premium
- Bentuk lensa yang terlalu sederhana
- Dalam pembelian tidak disertahan hood sehingga perlu mencari sendiri yang padahal hood untuk EF-M 55-200mm ini lumayan langka
Beberapa hasil foto yang saya rekam dengan lensa EF-M 55-200mm, semua gambar langsung diproses menjadi format JPEG pada kamera dan tidak di edit.
Canon EOS M3, f/8.0, 1/320, ISO1250, 200mm |
Canon EOS M3, f/5.6, 1/160, ISO100, 55mm |
Canon EOS M3, f/8, 1/320, ISO1250, 200mm |
Canon EOS M3, f/5, 1/250, ISO160, 70mm |
Canon EOS M3, f/5.6, 1/160, ISO1600, 114mm |
Canon EOS M10, f/8, 1/320, ISO500, 200mm |
Canon EOS M10, f/8, 1/320, ISO640, 200mm |
Canon M10, f/16, 1/50, ISO100, 200mm |
Canon EOS M3, 30", ISO320, 100mm |
Canon EOS M3, f/11, 1/3, ISO100, 200mm |
Canon EOS M3, f/5.6, 1/160, ISO640, 114mm |
Canon EOS M3, f/8, 1/640, ISO100, 200mm |
Canon EOS M3, f/11, 1/25, ISO6400, 55mm |
Canon EOS M3, f/5.6, 1/160, ISO400, 100mm |
Canon EOS M3, f/5.6, 1/1000, ISO640, 142mm |
9 comments
Write commentsLagi nyari2 review lensa ini, trs ketemu blog ini, kerenn mas reviewnya. Mau nanya dikit. itu di bbrp foto terlihat reproduksi warna dan saturasi terasa berlebih, memang karakter lensanya begitu atau mungkin dari setting kamera sengaja dibuat begitu?
ReplyTerima kasih sebelumnya
Iya aku memang setting begitu mas
ReplyApakah perlu adapter utk menggunakan lensa tele ini ke eos M10? Karena sy pingin juga pakai lensa Canon EF 54-200mm ini.
ReplyTrims
Review nya keren banget mas...contoh2 gambarnya dilengkapi dengan pengaturannya. Punya akun ig mas? ������
Reply@bookpacker
ReplyTerimakasih mas review nya.. Sangat berguna bagi sy, krn sy br prtmkli pakai mirorrles m100
ReplyMas saya pakai eos m6 .cara ngurangin saturasi nya gmna ya? Kalo foto dengan sinar matahari langsung kelihatan terlalu kuning kulitnya. Makasih
ReplyBisa banget bang
Replysaya juga pakai M10 + Lensa Tele 55-200 mm ini
F nya konstan gak mas,apa kalo di zoom dia membesar f nya
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon