Saya baru pertama kali mendengar bahwa ada sebuah telaga atau danau di kabupaten Gunungkidul. Danau yang saya maksud kali ini adalah danau betulan, bukan danau buatan seperti yang ada di Gunung Api Purba Nglanggeran ataupun daerah Sriten dengan Embung Batara-nya.
Telaga Kemuning masih dekat dengan Yogyakarta karena lokasinya berada di kecamatan Patuk, kecamatan paling barat di kabupaten Gunungkidul. Pagi itu saya hanya membutuhkan waktu 45 menit dari pusat kota Yogyakarta untuk sampai di Dusun Kemuning, Bunder, Patuk, Gunungkidul, tempat Telaga Kemuning ini berada.
Telaga Kemuning telah ada sejak jaman dahulu, namanya tidak begitu dikenal oleh masyarakat luas. Hanya penduduk setempat yang sering menggunakannya untuk kegiatan wisata seperti memancing, bermain getek (rakit kayu) atau sekedar berteduh di pinggiran danau yang banyak tumbuh pepohonan rindang.
Sebagian wilayah Telaga Kemuning berada di area hutan Wanagama. Saya melihat papan nama Telaga Kemuning terlihat sedikit keropos. Pembuatnya adalah mahasiswa-mahasiswa KKN UGM tahun 2011 silam. Sebenarnya setahun setelah itu, pada tahun 2012 Telaga Kemuning ditetapkan sebagai obyek wisata air oleh pemerintah daerah Gunungkidul. Namun tetap saja, namanya masih kurang begitu tenar.
Melihat air dengan jumlah banyak di tengah tandusnya tanah Gunungkidul tentu saja menimbulkan kesejukan tersendiri. Telaga Kemuning memiliki luas lebih dari 1 Ha dengan kedalaman hingga 3 meter. Bisa dibayangkan, telaga ini berukuran cukup luas. Bahkan jauh lebih luas dari danau-danau buatan di Gunungkidul.
Sejarah dari nama Kemuning tak lepas dari nama Dusun Kemuning. Nama Dusun Kemuning sendiri berasal dari nama pohon yang juga bernama Kemuning. Pohon tersebut dahulunya banyak tumbuh karena ditanam oleh seorang pendiri dusun yang bernama Mbah Reso Wijoyo. Keturunan-keturunan Mbah Reso Wijoyo jugalah yang kini masih tinggal di Dusun Kemuning.
Dusun Kemuning adalah dusun yang asri. Kehidupannya masih sederhana. Tempat ini sangat cocok untuk menghindar dari hingar bingar dan bisingnya perkotaan. Sepanjang perjalanan kaki dari dusun menuju telaga, hanya suara burung berkicau dan serangga pohon yang saya dengar. Sangat tentram dan mendamaikan.
Dari balai dusun membutuhkan 10 menit berjalan kaki menuju Telaga Kemuning. Saya memang sengaja berjalan kaki agar dapat merasakan kondisi alam. Walaupun kondisi jalannya masih kurang bagus, namun tentu saja berada di daerah pedesaan memang begitu kondisinya. Warga yang saya temui ramah menyapa. Mereka menunjukan diri sebagai warga kampung ramah nan berseri.
Fasilitas di Telaga Kemuning terbilang cukup layak untuk sebuah obyek wisata. Selain rindangnya pohon yang mengelilingi telaga, ada pendopo sebagai pilihan tempat berteduh yang lebih luas. Fasilitas kamar kecil juga tersedia. Sekeliling telaga juga telah dicor dengan semen agar pengunjung lebih aman saat berada di pinggir telaga. Kata beberapa warga yang saya temui, Telaga Kemuning adalah tempat favorit untuk memancing ikan.
Selain debit air yang diisi oleh air hujan. Air di Telaga Kemuning juga diisi oleh aliran sungai kecil yang melintasi telaga. Sehingga tentu saja habitat ikan terjaga karena pasokan air yang terus ada. Apalagi saat musim hujan, dapat dipastikan ikan-ikan akan terus bertambah. Pemerintah daerah Gunungkidul juga rutin membantu masyarakat dengan menebarkan benih ikan di telaga ini, mengingat animo masyarakat soal memancing saat besar. Beberapa kali diadakan event memancing dan budaya di Telaga Kemuning ini.
Dan Minggu (30/04/2017) kemarin, saya ke Telaga Kemuning juga dalam rangka event Jambore Adiwiyata Astra sebagai rangkaian acara Inspirasi 60 Tahun Astra di Yogyakarta. Jambore ini berlangsung untuk mengenalkan 250 peserta dari 70 sekolah yang berasal dari 10 provinsi di Indonesia mulai Aceh hingga Sulawesi Barat tentang pentingnya menjaga alam. Tentu saja jambore ini juga untuk memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2017.
Kebetulan Dusun Kemuning adalah kampung binaan Astra sejak tahun 2016 sehingga Telaga Kemuning yang berada di dusun ini terpilih menjadi lokasi acara. Kampung binaan Astra dinamakan Kampung Berseri Astra, singkatan dari Bersih, Sehat, Cerdas, Produktif. Kampung Berseri Astra merupakan program Corporate Social Responsibility Astra yang fokus dengan pengembangan kampung atau daerah tertentu secara terpadu.
Telaga Kemuning adalah kesejukan di tengah tandusnya rata-rata kondisi tanah di Gunungkidul. Predikat Dusun Kemuning sebagai Kampung Berseri Astra melengkapinya.
Dari balai dusun membutuhkan 10 menit berjalan kaki menuju Telaga Kemuning. Saya memang sengaja berjalan kaki agar dapat merasakan kondisi alam. Walaupun kondisi jalannya masih kurang bagus, namun tentu saja berada di daerah pedesaan memang begitu kondisinya. Warga yang saya temui ramah menyapa. Mereka menunjukan diri sebagai warga kampung ramah nan berseri.
Fasilitas di Telaga Kemuning terbilang cukup layak untuk sebuah obyek wisata. Selain rindangnya pohon yang mengelilingi telaga, ada pendopo sebagai pilihan tempat berteduh yang lebih luas. Fasilitas kamar kecil juga tersedia. Sekeliling telaga juga telah dicor dengan semen agar pengunjung lebih aman saat berada di pinggir telaga. Kata beberapa warga yang saya temui, Telaga Kemuning adalah tempat favorit untuk memancing ikan.
Selain debit air yang diisi oleh air hujan. Air di Telaga Kemuning juga diisi oleh aliran sungai kecil yang melintasi telaga. Sehingga tentu saja habitat ikan terjaga karena pasokan air yang terus ada. Apalagi saat musim hujan, dapat dipastikan ikan-ikan akan terus bertambah. Pemerintah daerah Gunungkidul juga rutin membantu masyarakat dengan menebarkan benih ikan di telaga ini, mengingat animo masyarakat soal memancing saat besar. Beberapa kali diadakan event memancing dan budaya di Telaga Kemuning ini.
Dan Minggu (30/04/2017) kemarin, saya ke Telaga Kemuning juga dalam rangka event Jambore Adiwiyata Astra sebagai rangkaian acara Inspirasi 60 Tahun Astra di Yogyakarta. Jambore ini berlangsung untuk mengenalkan 250 peserta dari 70 sekolah yang berasal dari 10 provinsi di Indonesia mulai Aceh hingga Sulawesi Barat tentang pentingnya menjaga alam. Tentu saja jambore ini juga untuk memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2017.
Kebetulan Dusun Kemuning adalah kampung binaan Astra sejak tahun 2016 sehingga Telaga Kemuning yang berada di dusun ini terpilih menjadi lokasi acara. Kampung binaan Astra dinamakan Kampung Berseri Astra, singkatan dari Bersih, Sehat, Cerdas, Produktif. Kampung Berseri Astra merupakan program Corporate Social Responsibility Astra yang fokus dengan pengembangan kampung atau daerah tertentu secara terpadu.
Telaga Kemuning adalah kesejukan di tengah tandusnya rata-rata kondisi tanah di Gunungkidul. Predikat Dusun Kemuning sebagai Kampung Berseri Astra melengkapinya.
16 comments
Write commentsSebuah keuntungan maksimal bagi Telaga Kemuning karena berada dilingkungan desa yang jadi binaan korporasi besar. Akan ada dorongan moral bagi masyarakat agar terus menjaga kelestariannya..
Replywah telaga it kl sunyi selalu aku suka bisa aku buat banyak puisi
ReplyAda beberapa telaga di Gunungkidul yang kalai hujan kering kerontang. Tapii kalau telaga ini disupport aliran sungai ya jadi airnya melimpah begitu. Ijoo, tenang gitu mas. Cocok buat mancing sepertinya
ReplyWah cocok untuk tempat piknik sehari, bisa bersama keluarga atau 'calon' keluarga.
ReplyKayaknya cocok buat mancing ya :D
ReplyBerarti kalo bukan buatan, gunung kidul masih memiliki sumber air yg melimpah ya aslinya.
Kesannya kan GK daerah tandus hehe
Adeeem liatnya.. Kebayang piknik di deket danau mas.. Rindang, sambil nikmatin suasana yg ga hiruk pikuk kyk di kota :)..
ReplyYap, mereka beruntung
ReplyKereeenn...
ReplyAyok kesini, tempatnya asik
Reply(((CALONM)))
ReplySebagian memang ada sumber air.. tp sebagian besar memang tandus
ReplyIya, apalagi Kemuning ini... jauh dari bising
ReplyKalau nanti ke sini lagi, mau coba ke Wanagama nya sekalian ya Mas yaaa. Tampaknya menarik! :D
ReplyBerangkaaatttt.................
ReplyWah damai banget dusunnya...
Replykeren....g nyangka gunungkidul punya telaga yang asik dikunjungi
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon