Di sungai Bogowonto, air masih mengalir tenang saat kami memulai perjalanan. Terik menemani kami karena terlalu siang untuk menyusuri sungai yang membelah kabupaten Purworejo ini. Terpaksa, kami harus mendayung agar perahu karet yang kami tumpangi sekedar lebih cepat dari arus sungai. Padahal empat jeram besar menanti kami di depan.
Pada awal perjalanan, jeram-jeram kecil masih bukan apa-apa untuk kami berenam dan seorang skipper (istilah untuk pemandu rafting). Kami semua minimal pernah sekali melakukan rafting walaupun di sungai dengan grade kecil (II-III). Misalkan saja saya, sudah empat kali menjajal menyusuri sungai dengan cara rafting di sungai Elo, Kabupaten Magelang.
Sungai Bogowonto ini hampir mirip sungai Elo. Grade-nya bisa dibilang sama, yakni II-III yang pada kelas tersebut adalah kelas yang cocok untuk wisata umum dan keluarga. Bedanya adalah, grade sungai Bogowonto bisa meningkat drastis berkali-kali lipat dikala hujan deras sehingga sangat membahayakan.
Efek hujan deras sehari sebelumnya mau tidak mau harus saya rasakan karena debit air yang meningkat. Total 12 kilometer jalur rafting harus dipangkas menjadi 5 kilometer saja. Dan yang paling membuat saya kecewa, karena derasnya air kami tidak direkomendasikan untuk meluncur pada telusuran air di sebuah bendungan yang kami lewati.
Namun lupakan kekecewaan soal jarak dan sensasi telusuran, empat jeram sungai Bogowonto sedikit mengobati.
Jeram pertama seperti berkata lantang kepada kami, "Hei kapan terakhir kalian ke sungai!?". Saya sempat gemetar karena memang sudah lama tidak merasakan jeram sungai. Selamat! kami lolos jeram pertama. Fyuh, akhirnya perjalanan kami kembali datar. Sesekali diselingi perang mecipratkan air untuk mengisi kebosanan kami.
Jeram kedua sedikit membuat tenaga kami kepayahan. "Dayung, kita lewat pinggir yang arusnya deras". Skipper memandu kami untuk kompak mendayung. Dasar! Karena memang beberapa kami sedang malas maka hanya dayungan kami seperti tidak berarutan. Beruntung kami masih dapat mencapainya, namun bonus ranting bambu menambut kami. Lagi-lagi kami selamat!
"Kita berhenti di depan, kita lihat apakah bendungan bisa dilewati atau tidak". Tentu saja tidak, arus terlalu deras. Para skipper meminta kami turun perahu dan naik atas bendungan. Istirahat kali ini tidak ada sedikit cemilan yang biasanya disuguhkan untuk menambah tenaga kami selanjutnya. Sembari menunggu kami berfoto di atas jembatan yang separuhnya roboh karena terjangan banjir dahsyat sungai Bogowonto beberapa tahun yang lalu.
Separuh perjalanan telah terlewati dengan sedikit kebosanan karena kurang tantangan. Perahu sudah siap kami melanjutkan perjalanan.
Jeram ketiga membuat salah seorang teman saya meloncat dari perahu. Entah dia kurang konsentrasi atau mengantuk, tiba-tiba sudah jatuh saja. Mau ketawa kok ya nggak enak, nanti nggak dikasih tebengan pulang ke Jogja hahaha. Skipper menolong dia dengan melempar tali. Tangkap! Kurang ajar betul memang, ibarat mancing ikan kami saat itu.
Jeram keempat, jeram inilah yang membuat saya sedikit panik namun terpuaskan. Lucunya adalah saat itu skipper di perahu kami ikut-ikutan panik karena jeram yang besar. Suara kerasnya perahu karet melawan jeram katanya mengagetkan perahu lain. Perahu kami terbalik, hampir semua berhamburan tercebur sungai dan sebagian terperangkap di bawah perahu. Dua pengait pelampung saya sempat lepas, jam tangan saya hilang tenggelam.
Beruntung salah seorang skipper mendekati saya untuk membantu menepi. Alamak, kita menepi di dekat kuburan. Kami lalu bergegas naik perahu lagi saat perahu sudah siap untuk kembali menyusuri sungai. Saya tidak mau beristirahat lama-lama dekat kuburan setelah jeram horor menjumpai kami di beberapa ratus meter akhir perjalanan kami.
Ya kejadian jeram keempat yang horor itu tetap ada hikmahnya. Teman saya menjadi pemecah rekor jatuh di air dan diwawancarai masuk TV. Alhamdulillah. Selesai rafting kami bersiap pulang dengan menunggu angkot yang mengantar, kami membawa rasa senang dan tentunya lapar.
Bagaimana menuju Kabupaten Purworejo?
Kabupaten Purworejo berada di sebelah barat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Menggunakan kendaraan pribadi membutuhkan waktu sekitar 1,5 s/d 2 jam perjalanan dari pusat kota Yogyakarta. Menggunakan kereta prameks dapat turun di stasiun Kutoarjo dan melanjutkan perjalanan dengan bus kota.
Bagaimana cara menjajal Rafting Bogowonto?
Silahkan menghubungi Bogowonto Indonesia Adventure (BIA) di nomor 08157953871. Basecamp BIA berada dekat dengan sungai Bogowonto di Kabupaten Purworejo. Selain operator wisata rafting, BIA juga dapat membantu wisata canyoning, caving, kayaking dan wisata lainnya di kabupaten Purworejo.
Berapa biaya Rafting Sungai Bogowonto?
Biaya rafting sungai Bogowonto bervariasi sesuai jarak yang ingin ditempuh. Biayanya adalah Rp 750.000/perahu untuk jarak maksimal 7 kilometer dan Rp 1.000.000/perahu untuk jarak maksimal 12 kilometer. Dalam satu perahu dapat diisi oleh maksimal enam orang. Fasilitas yang diberikan adalah dokumentasi, asuransi, pemandu, transportasi lokal, makan, kelapa muda/dawet ireng, emergency kit. BIA merekomendasikan bulan Desember s/d Juni untuk menjajal rafting di sungai Bogowonto.
18 comments
Write commentsMas bolehkah aku tau siapa yang tercebur di kali itu? Wkwk
ReplyKayanya tauu :p
Enak kayanya habis mencicipi jeram kemudian dawet ireng 😊
wahahaha tragedi perahu terbalik. lho jam tangannya hilang, mas? :O
ReplyIya mas hiks, kesayangan padahal
ReplyEh...sudah jatuh berkali-kali di jeram, kepleset pula di karpet tangga pintu bis.. ckckckc rejeki emang gak kemana euy...
ReplyIya optionnya dikasih minum kelapa atau dawet ireng, hiks pengennya juga dawet ireng sih tapi cuman sari kelapa kemarin pas aku kesana... Hahaha... siapa ya yang tercebur, mungkin jiwanya sedang goyah hahaha...
ReplyIni dikomentar bisa di tag orangnya nggak ya..
ReplyDolan-mangan, dolan mangan terus kie... Neq arum jeram di sana ada waktu terbaiknya ga?? soale tiap bulan kan debit arus sungainya kan beda-beda to??
ReplyDesember-Juni mas tapi nek iso sakdurunge ojo udan
ReplyWoke om... Tapi neq udan bukane malah makin seru ya... hehe
ReplySaya dari Purworejo, tapi saya sendiri belum pernah mencba Arung Jeram. he he he
ReplyTerima kasih telah berkunjung ke purworejo
Lebar sungainya terlalu besar om, beda sama Elo kalau hujan jadi asik
ReplyWah wajib dicoba mas, seru..
Replyarrrghhh tahun ini gagal rafting lagi nih hiks
Replywakakaka ngguyu sek yo gpp mas, ngko nulungi keri :D
ReplyDuh ngeliat ini aku jadi tersihir pengen ikutan adu nyali rafting ni
ReplyKeknya kalo uda kena arus aer, jadi seru gitu
Lumayan 750ribu dibagi berapa tu hehe
Kok bisa? Masih lama loh akhir tahunnya
ReplyWkwk.. aku sudah cukup ketawa
ReplyBagi berenam dong
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon