Menganti cocok jadi pantai tetirah di selatan Jawa. Lokasinya jauh dari keramaian. Sudut-sudut menarik di pantainya beragam. Senja pantainya syahdu. Pasir putihnya bersih. Tebing karst menjadi keindahan khas yang membuatnya menjadi salah satu pantai terindah di Jawa Tengah.
Mobil bak terbuka yang disulap menjadi angkutan manusia membawa kami dari parkiran pantai Ayah menuju pantai Menganti. Mobil-mobil bak terbuka ini disediakan bagi yang memang membutuhkan full guide di kawasan pantai Menganti yang memiliki beragam sudut wisata menarik.
Jalan berliku dengan pemandangan masyarakat Kebumen yang ramah mengiringi perjalanan kami. Tanda-tanda kami sudah dekat adalah pemandangan laut selatan yang membiru mulai terlihat dari kejauhan. Pohon-pohon kelapa masih banyak tumbuh di sekitar sehingga gambaran sesungguhnya sebuah pantai mutlak sepenuhnya milik pantai Menganti.
Sempat menaiki sebuah jalan di perbukitan, kami turun masih dengan kendaraan angkutan bak terbuka menuju bibir pantai. Terlihat puluhan kapal bersandar namun lokasi tersebut ternyata bukan tujuan utama kami. Kami harus naik lagi.
Di bibir pantai saat kami tiba, memang di fungsikan mirip dermaga kapal-kapal pencari ikan. Unik, hampir seluruh kapal kompak berwarna biru, sebiru laut pantai Menganti. Di sekitar, puluhan warung-warung yang siap membakar ikan hasil tangkapan membuat saya secara khusus terbangkitkan selera dan keinginan untuk menyantap. Sayang saat itu, menikmati olahan ikan tidak masuk dalam agenda perjalanan kami.
Angkutan kami membawa kami menaiki bukit kembali, sedikit curam namun durasinya tidak selama perjalanan sebelumnya. Sampailah kami di sebuah lokasi parkir yang memisahkan kami dari keberagaman sudut-sudut pantai Menganti. Atas saran dari dinas pariwisata setempat, Lembah Menguneng tujuan pertama kami.
Lembah Menguneng tempat yang tepat untuk bersantai. Gazebo-gazebo berdiri di pinggiran tebing yang menjorok ke laut mirip sebuah tanjung. Papan nama Lembah Menguneng tepat berada di gazebo paling menjorok yang berada di pinggir tebing. Selain gazebo, di Lembah Menguneng inilah homestay-homestay berada. Rumah-rumah tersebut beramai-ramai menghadap laut sehingga dapat dipastikan akan terasa kepuasan soal memandang pemandangan.
Budget minim atau malah lebih ingin menyatu dengan alam dapat juga dapat kita lakukan dengan mendirikan tenda di tempat yang sudah disediakan yaitu area camping Gupakan Kebo. Nama lokasi camping ini masih misteri karena alpha diceritakan asal muasalnya oleh pemandu kami. Barisan bukit karst Lembah Menguneng Pantai Menganti masih terlihat hijau sehingga beberapa warga masih setia mencari rumput untuk ternaknya.
Tidak banyak waktu kami di Lembah Menguneng, kami harus beranjak ke sisi lain Pantai Menganti dengan berjalan kaki dibawah rindangnya pohon cemara udang. Tak lebih dari 10 menit berjalan kami sampai di persimpangan yang memisahkan bagian-bagian menarik di Pantai Menganti. Sebuah mersucurar yang sedianya kami kunjungi dibatalkan. Akhirnya, sebuah batu karang yang ditopang oleh jembatan berwarna merah menjadi tujuan kami. Jembatan Merah Gebyuran namanya.
Jembatan ini berada di kawasan sunset view paling bagus di kawasan Pantai Menganti karena langsung menghadap ke barat. Gazebo lagi-lagi menjadi daya tarik untuk singgah. Ukurannya lebih kecil daripada yang berada di Lembang Menguneng, kira-kira muat untuk 2-3 orang saja. Namun jumlahnya banyak dan diatur dengan rapi sehingga terlihat seperti bukit yang unik.
Jembatan kayu sepanjang 25 meter dibawah bukit ber-gazebo ini memang berwarna merah terang yang meriah. Ditengah-tengahnya terdapat tempat khusus bagi para penyuka swafoto lengkap dengan ornamen dan atribut pendukungnya. Mungkin nama Gebyuran di belakang jembatan merah berasal dari kata gebyuran ombak yang menerpa batu karang di ujung jembatan, wallahu a'lam.
Waktu kami sama-sama singkat di Jembatan Merah Gebyuran ini. Total berarti hanya dua tempat di kawasan Pantai Menganti yang sanggup kami kunjungi, sudut-sudut wisata lain belum dapat kami kunjungi karena keterbatasan waktu. Saya pun tak sempat menyentuh pasir putihnya yang terkenal bersih itu. Kami harus mengejar matahari terbenam di tempat lain tidak jauh dari Pantai Menganti.
Kami pulang melewati pinggiran tebing, sangat berat sepertinya meninggalkan Pantai Menganti karena pantai ini bak tempat tetirah yang indah. Bukit perlahan hilang dari pandangan, mengucapkan sampai jumpa. Saya selalu berkata dalam hati untuk tempat yang terkesan, untuk kembali lagi di satu waktu nanti.
Budget minim atau malah lebih ingin menyatu dengan alam dapat juga dapat kita lakukan dengan mendirikan tenda di tempat yang sudah disediakan yaitu area camping Gupakan Kebo. Nama lokasi camping ini masih misteri karena alpha diceritakan asal muasalnya oleh pemandu kami. Barisan bukit karst Lembah Menguneng Pantai Menganti masih terlihat hijau sehingga beberapa warga masih setia mencari rumput untuk ternaknya.
Tidak banyak waktu kami di Lembah Menguneng, kami harus beranjak ke sisi lain Pantai Menganti dengan berjalan kaki dibawah rindangnya pohon cemara udang. Tak lebih dari 10 menit berjalan kami sampai di persimpangan yang memisahkan bagian-bagian menarik di Pantai Menganti. Sebuah mersucurar yang sedianya kami kunjungi dibatalkan. Akhirnya, sebuah batu karang yang ditopang oleh jembatan berwarna merah menjadi tujuan kami. Jembatan Merah Gebyuran namanya.
Jembatan ini berada di kawasan sunset view paling bagus di kawasan Pantai Menganti karena langsung menghadap ke barat. Gazebo lagi-lagi menjadi daya tarik untuk singgah. Ukurannya lebih kecil daripada yang berada di Lembang Menguneng, kira-kira muat untuk 2-3 orang saja. Namun jumlahnya banyak dan diatur dengan rapi sehingga terlihat seperti bukit yang unik.
Jembatan kayu sepanjang 25 meter dibawah bukit ber-gazebo ini memang berwarna merah terang yang meriah. Ditengah-tengahnya terdapat tempat khusus bagi para penyuka swafoto lengkap dengan ornamen dan atribut pendukungnya. Mungkin nama Gebyuran di belakang jembatan merah berasal dari kata gebyuran ombak yang menerpa batu karang di ujung jembatan, wallahu a'lam.
Waktu kami sama-sama singkat di Jembatan Merah Gebyuran ini. Total berarti hanya dua tempat di kawasan Pantai Menganti yang sanggup kami kunjungi, sudut-sudut wisata lain belum dapat kami kunjungi karena keterbatasan waktu. Saya pun tak sempat menyentuh pasir putihnya yang terkenal bersih itu. Kami harus mengejar matahari terbenam di tempat lain tidak jauh dari Pantai Menganti.
Kami pulang melewati pinggiran tebing, sangat berat sepertinya meninggalkan Pantai Menganti karena pantai ini bak tempat tetirah yang indah. Bukit perlahan hilang dari pandangan, mengucapkan sampai jumpa. Saya selalu berkata dalam hati untuk tempat yang terkesan, untuk kembali lagi di satu waktu nanti.
Pantai Menganti
Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Wisata di kawasan Pantai Menganti:
- Tebing Keteb Widadari
- Puncak Gunung Tugel
- Lembah Menguneng
- Watu Mbolong
- Area Camping Gupakan Kebo
- Jembatan Merah Gebyuran
- Tanjung Karangbata
- Mersucuar Menganti
14 comments
Write commentsGazebonya cocok buat yangyangan
Replywaaaaaaa kangen ke sini :(
Replyitu yang foto nomor 5 berarti gazebo atau homestay mas? yang difoto dari belakang itu? keliatan keren e
Replymeski tak memiliki garis pantai berpasir, sepertinya pantai menganti ini paling keren mnrtku mas.
ReplyItu perahunya seragam ya kok biru semua, kayaknya enak tuh tiduran di Gasebo pinggir pantai, siliiiir.
ReplyPengalaman pribadi mesti
ReplyBaper
ReplyGazebo tapu ukurannya gede
ReplyAda mas, tapi yang sebelah timur
ReplyManajemen pantainya emang top soalnya, dibuat kompak
Replywaw,amazing wah suhu ke sini :)
Replyninggal jejak ah...
Jangan lupa live IG di sini, dan pake mifi tumpangan. *tetep* :p
ReplyPantai yg belum kesampaian kukunjungi. Tapii sepertinya mulai ramai mas? Lha padahal pingin yang versi sepii
Replykeren bener.. banyak sekali tempat menariknya. Kebumen jarang terdengar tapi memiliki tempat yg indah seperti ini
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon