Tidak pernah ada yang seampuh pria ini dalam memikat gadis-gadis (dan mas-mas) untuk rela antri berdiri mengerubunginya. Padahal profesinya hanyalah seorang penjual cilok. Cemilan sederhana yang berasal dari Jawa Barat.
Berlokasi di alun-alun selatan dan hanya berjualan selama dua jam saja setiap sore karena begitu cepat ludes dagangannya. Pria bernama Syahrul ini mampu membuat pedagang-pedagang yang lain seperti hiasan saja di seputaran alun-alun selatan Yogyakarta saat sore. Pak Syahrul melabeli dagangannya dengan nama Cilok Gajahan.
Nama Cilok Gajahan tersebut diambil karena lokasi pak Syahrul berjualan dulunya adalah kandang gajah milik Kraton Yogyakarta. Lokasi tepatnya kandang gajah ini berada di barat alun-alun selatan. Kini kandang gajah tidak lagi digunakan sebagai kandang, di dalam kandang hanya terlihat beberapa gerobak pedagang yang berjualan di alun-alun selatan. Sekitar kandang gajah ini setiap pagi, siang, sore dan malam ramai pedagang kaki lima yang selalu bergantian dagangan yang dijual.
Pengalaman saya sendiri untuk mendapatkan cilok lezat berisi potongan kecil daging sapi ini rata-rata membutuhkan waktu 45 menit sampai dengan 1 jam. Cara antrinya? Ya hanya berdiri saja dekat gerobak pak Syahrul. Nanti pak Syahrul sendiri yang akan mencatat dengan penglihatan dan ingatan mana saja orang yang datang duluan dan belakangan. Tidak ada nomor antrian jadi membeli cilok gajahan ibarat uji kesabaran.
Paling efektif sih pakai pakaian yang mencolok agar dapat dilihat pak Syahrul. Kalau saya biasanya selalu mencoba berdiri di dekat pak Syahrul agar selalu terlihat. Dan ingat cukup diam saja menunggu pak Syahrul menanyai kita berapa cilok yang akan dibeli. Jangan menyela, daripada di lirik oleh orang-orang yang juga antri.
Entah kenapa cilok buatan pak Syahrul ini bisa lebih lezat daripada cilok-cilok lainnya. Mungkin pengalaman pak Syahrul dalam komposisi bahan tepung tapioka dan lainnya sudah sangat lebih berpengalaman. Sebelum memutuskan berdagang di alun-alun selatan pak Syahrul memang sudah malang-melintang berjualan dari sekolah ke sekolah.
Salah satu yang menambah cilok pak Syahrul ini istimewa adalah sambalnya yang nendang pedasnya. Biasanya saya selalu meminta sedikit saja karena pedasnya yang luar biasa. Yang menjadi favorit saya adalah sambal sedikit kecap banyak. Beda dengan istri yang sangat suka dengan sambal yang banyak namun tanpa kecap, wah.
Tertarik mencoba? Pulang kerja adalah waktu yang cocok. Biasanya jam 4 sore atau kurang pak Syahrul sudah standby di depan eks kandang gajah alun-alun selatan. Ingat jangan sampai maghrib untuk datang ke cilok pak Syahrul karena biasanya maghrib sudah ludes tak tersisa.
Jika ingin membeli cilok di rumah pak Syahrul, bisa datang kerumah. Disana ada istri pak Syahrul yang siap melayani permintaan cilok. Rumahnya ada di Kampung Kadipaten Kulon No. 270, RT 16/RW 02, Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta.
Jika ingin membeli cilok di rumah pak Syahrul, bisa datang kerumah. Disana ada istri pak Syahrul yang siap melayani permintaan cilok. Rumahnya ada di Kampung Kadipaten Kulon No. 270, RT 16/RW 02, Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta.
10 comments
Write commentsitu antriannya ngeri ya kak
ReplyNgeri sangat, ini cilok udah masuk kategori legendaris
ReplyDuh kayaknya lezat banget sampe antri begitu yang mau beli cilok gajahannya
ReplyIsh manja banget yang beli ampe antri2
ReplyLalu ditampol yang jualan...
ReplyCobain om
ReplyPerlu asisten kayaknya tuh pak penjual ciloknya, hhu
ReplySaya juga pernah pak beli disana ngantri beud... tapi enak! jadi sepadan lah..
ReplyHahaha iya, istrinya malah dirumah
ReplyIya, cilok terenak yang pernah saya makan :)
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon