Bantul itu surganya bakmi Jawa, yang padahal bakmi Jawa itu aslinya berasal dari Gunung Kidul. Entah kenapa setiap rata-rata 1 kilometer ada saja warung bakmi Jawa yang dapat ditemui di Bantul. Bakmi Jawa di Bantul itu juga soal selera. Bisa saja orang bilang bakmi Jawa A enak atau Bakmi Jawa B enak. Tapi lidah tiap orang dalam menikmati bakmi Jawa berbeda-beda. Maka dari itu, warung bakmi Jawa mulai berlomba-lomba untuk kembali "lawas" untuk menarik konsumennya. Karena lawas adalah esensi dari bakmi Jawa, menikmati bakmi Jawa dengan nuansa lawas adalah kenikmatan tersendiri.
Adalah pak Robin, pria asal Gunung Kidul yang membuka usaha warung bakmi Jawa-nya di jalan Parangtritis km. 8, tepatnya utara pertigaan Tembi. Tak sekedar "lawas" dalam artian cara mengolah bakmi Jawa namun lawas dalam konsep desain warungnya. Warung pak Robin berdinding dan bertiang kayu, tak lupa berbagai ornamen-ornamen tani dan tulisan Jawa bahkan serta langgam Jawa diputar melalui speaker menghiasi warung sederhananya.
Pak Robin yang kadang dipanggil juga pak Bejo ini memang betul-betul totalitas dalam menyajikan menu masakannya. Demi membuat konsumen merasakan atmosfer desa, pak Robin sengaja menghilangkan unsur modern pada warungnya. Warung yang diberi nama Bakmi Jowo Robin Van Bejo ini mungkin awalnya terlihat modern dari namanya, namun warungnya sama sekali minim unsur kekinian.