Entah kemana pikiran saya karena dengan beraninya berniat minum kopi setelah menanjak dengan sepeda dari Bantul menuju Pakem, Sleman. Seakan saya tega dengan jantung saya yang dalam perjalanan selalu berdegup kencang karena sudah lama tidak bersepeda. Hanya karena rasa penasaran dengan Warung Kopi Klotok yang berada di timur kantor saya dahulu (SMP 4 Pakem).
Saya sempat mampir di Warung Ijo, tempat ngumpul para pesepeda. Lokasinya di barat pasar Pakem, tepatnya di jalan Pakem-Turi. Warung yang legendaris nan strategis bagi pesepeda lintas daerah. Karena warung kecil nan sederhana ini berada di titik sentral Magelang, Jogja, dan Klaten. Warung Ijo selalu menjadi titik kumpul dan mengambil napas istirahat para pesepeda.
Kenapa saya mampir ke Warung Ijo. Tentunya karena begitu sudah lamanya saya tidak bersepeda. Awalnya saya ingin langsung ke Warung Kopi Klotok Pakem karena jarak lebih dekat namun sudah terlanjur sampai Pakem maka ya sudah, mampir sejenak. Seperti biasa puluhan pesepeda nampak ada di Warung Ijo, satu-dua seperti kenal namun saya tak sempat bertegur sapa.
Kenapa saya mampir ke Warung Ijo. Tentunya karena begitu sudah lamanya saya tidak bersepeda. Awalnya saya ingin langsung ke Warung Kopi Klotok Pakem karena jarak lebih dekat namun sudah terlanjur sampai Pakem maka ya sudah, mampir sejenak. Seperti biasa puluhan pesepeda nampak ada di Warung Ijo, satu-dua seperti kenal namun saya tak sempat bertegur sapa.
Pakem adalah daerah sebelum Kaliurang. Berada di Jalan Kaliurang Km 15 sampai 20an, membuat daerah ini begitu sejuk. Walaupun saya dahulu pernah kerja di daerah ini, saya tak banyak meng-explore daerah ini. Daerah Pakem rata-rata adalah areal persawahan dan perkebunan yang luas, tentunya masyarakatnya juga berprofesi sesuai kekhasan daerahnya.
Warung Kopi Klotok Pakem ini berada di dekat areal persawahan namun masih dekat dengan permukiman penduduk. Bangunan utama berbentuk joglo limasan kuno. Dengan menghadap ke arah utara, sesuatu yang tidak biasa karena biasanya joglo limasan menghadap ke arah selatan atau membelakangi Gunung Merapi.
Tak apalah dengan joglo limasan yang menghadap utara ini. Toh, kita tentunya bisa mendapat penampakan Gunung Merapi sambil ngopi di warung ini, ya kalau hari cerah saja sih. Di dalam warung dibagi lagi 3 area untuk menikmati kopi, area semi terbuka, tengah dan belakang yang menjadi satu bagian dengan dapur.
Area depan yang terbuka adalah area paling laris untuk menikmati menu di warung ini. Sejuk dan pandangan mata yang terbuka luas. Area ini untuk menikmati hamparan persawahan dan Gunung Merapi. Hanya terdapat beberapa meja dan kursi saja sehingga perlu sabar menanti pelanggan yang sudah kadung posisi enak di tempatnya.
Bagian tengah lebih banyak meja dan kursi namun tempat ini yang paling sedikit peminat. Kasir dan bagian pemesanan berada di daerah ini. Ruangannya luas, terdapat beberapa ornamen klasik semacam toples, ada juga radio kuno yang menjadi penghias. Jika tidak dapat tempat di depan ya paling banter nunggunya di area tengah ini.
Bagian belakang atau dapur, pusat dari hiruk pikuk warung ini. Disini peringkat kedua setelah area depan soal keramaian. Bagi yang senang dengan sensasi unik area ini sangat cocok, karena sensasi uniknya adalah makan didapur sambil melihat proses memasak pesanan pengunjung. Bagi yang tidak sabaran menunggu pesanan, area ini juga cocok karena bisa langsung japri pelayan biar pesanan semakin cepat datang.
Lalu, dimana saya duduk waktu itu. Sebenarnya saya ingin duduk seperti pikiran kebanyakan pengunjung yaitu di area depan, sambil leyeh-leyehmemandang membayangkan Gunung Merapi. Namun karena ramainya pengunjung membuat saya tersingkir dan memutuskan duduk di area belakang karena duduk di area tengah adalah hal mainstream.
Sudah di dekat dapurpun pesanan saya belum juga datang. Saya lalu berkeliling memotret dengan handphone saya yang kameranya sangat sederhana. Cukup lama saya menunggu walau hanya pesan secangkir (segelas) kopi klotok. Sempat berpikir ingin seperti ibu-ibu yang cerewet ke pelayan karena tak sabar dengan pesanannya tapi untuk apa, wong saya cuman pesen kopi saja.
Bicara soal kopi klotok, kopi klotok ini adalah kopi dengan penyajian sederhana. Kopi bubuk dimasak dalam panci panas tanpa air. Setelah beraroma sedikit gosong barulah disiram air hingga mendidih. Dari proses tersebut munculah nama klotok yang berasal dari bahasa jawa nglotok atau mengelupas. Proses mengelupasnya kopi adalah saat air disiramkan ke panci yang lengket dengan kopi yang dimasak tanpa air tadi.
Kopi klotok menjadi favorit karena rasa pahit yang pas. Rasa kopi tentunya berbeda dari kopi yang hanya diseduh dengan air panas, walaupun bubuk kopi yang digunakan sama. Memasak kopi hingga mendidih tentunya menambah aroma kopi semakin kuat. Kopi klotok adalah pamor tersendiri bagi warung sederhana. Penyajian sederhana membuat segelas kopi klotok dihargai juga dengan harga murah meriah.
Saya merasa bersalah kepada kopi klotok dihadapan saya ini karena datang setelah bersepeda berat. Seharusnya waktu yang pagi hari atau malam saya kesini, dengan tenaga yang belum banyak terkuras. Ah, tapi lega juga sudah karena saya sudah kesini, ke Warung Kopi Klotok Pakem. Sebelum semakin banyak yang kesini.
Selain kopi klotok yang ditawarkan warung ini, sajian sayur lodeh dan cemilan khas pedesaan menjadi menu utama yang lain. Lodeh lombok ijo, lodeh kluweh, dan lodeh terong menjadi yang paling utama. Lodeh kluwih yang katanya paling enak di warung ini. Untuk cemilan paling favorit adalah pisang goreng. Tentunya semua itu bisa didapatkan langsung dari dapur di area belakang.
Berbagai menu tadi masih dalam range harga yang normal. Untuk makan ditempat, range harga hanya berkisar antara Rp3.500-Rp6.500 saja, bahkan untuk makan sepuasnya per-orang hanya ditarik biaya Rp11.500. Range harga minuman antara Rp1.000-Rp6.500, dan untuk harga segelas kopi klotok nikmat hanya Rp5.000.
Dengan harga yang sebegitu murah tempat ini bak surga bagi wisatawan luar daerah Jogja. Memang dengan harga seperti itu, kalau orang Jogja bilang itu harga normal. Tapi bayangkan jika untuk ukuran Jakarta dan sekitarnya, itu sudah dibawah normal. Plus warung ini bernuansa klasik jawa dengan pemandangan pedesaan dan Gunung Merapi jika sedang beruntung.
Warung Kopi Klotok Pakem ini akan melayani pembeli dari jam 08.00 pagi hingga pukul 10.00 malam. Saya rasa menikmati kopi akan lebih cocok pagi hari sekitar pukul 05.00 s/d 07.00, namun ya sudah aturan jam buka Warung Kopi Klotok paling pagi jam 08.00. Namun masih ada sore hari yang bisa kita nikmati bersama kopi klotok.
Saat saya berkunjung, tidak ada karyawan yang bisa saya ajak ngobrol untuk bertanya lebih jauh soal warung. Mau ngapeli kasirnyapun juga sibuk mondar-mandir kesana kemari membantu para pelayan yang lain. Oh iya, ornamen di dinding Warung Kopi Klotok ini dihiasi beberapa tulisan artis dan pejabat yang pernah berkunjung ke tempat, seperti yang paling baru Eross Sheila On 7 dan Emha Ainun Najib. Hmmm lalu, kamu kapan berkunjung?
WARUNG KOPI KLOTOK
Alamat: Jalan Kaliurang Km. 16, Pakembinangun, Pakem, Sleman, DIY.
Jam Buka: 08.00 - 22.00 (Setiap Hari)
Kontak: 081-568-84080
Peta Lokasi:
Warung Kopi Klotok Pakem ini berada di dekat areal persawahan namun masih dekat dengan permukiman penduduk. Bangunan utama berbentuk joglo limasan kuno. Dengan menghadap ke arah utara, sesuatu yang tidak biasa karena biasanya joglo limasan menghadap ke arah selatan atau membelakangi Gunung Merapi.
Tak apalah dengan joglo limasan yang menghadap utara ini. Toh, kita tentunya bisa mendapat penampakan Gunung Merapi sambil ngopi di warung ini, ya kalau hari cerah saja sih. Di dalam warung dibagi lagi 3 area untuk menikmati kopi, area semi terbuka, tengah dan belakang yang menjadi satu bagian dengan dapur.
Area depan yang terbuka adalah area paling laris untuk menikmati menu di warung ini. Sejuk dan pandangan mata yang terbuka luas. Area ini untuk menikmati hamparan persawahan dan Gunung Merapi. Hanya terdapat beberapa meja dan kursi saja sehingga perlu sabar menanti pelanggan yang sudah kadung posisi enak di tempatnya.
Bagian tengah lebih banyak meja dan kursi namun tempat ini yang paling sedikit peminat. Kasir dan bagian pemesanan berada di daerah ini. Ruangannya luas, terdapat beberapa ornamen klasik semacam toples, ada juga radio kuno yang menjadi penghias. Jika tidak dapat tempat di depan ya paling banter nunggunya di area tengah ini.
Bagian belakang atau dapur, pusat dari hiruk pikuk warung ini. Disini peringkat kedua setelah area depan soal keramaian. Bagi yang senang dengan sensasi unik area ini sangat cocok, karena sensasi uniknya adalah makan didapur sambil melihat proses memasak pesanan pengunjung. Bagi yang tidak sabaran menunggu pesanan, area ini juga cocok karena bisa langsung japri pelayan biar pesanan semakin cepat datang.
Lalu, dimana saya duduk waktu itu. Sebenarnya saya ingin duduk seperti pikiran kebanyakan pengunjung yaitu di area depan, sambil leyeh-leyeh
Sudah di dekat dapurpun pesanan saya belum juga datang. Saya lalu berkeliling memotret dengan handphone saya yang kameranya sangat sederhana. Cukup lama saya menunggu walau hanya pesan secangkir (segelas) kopi klotok. Sempat berpikir ingin seperti ibu-ibu yang cerewet ke pelayan karena tak sabar dengan pesanannya tapi untuk apa, wong saya cuman pesen kopi saja.
Bicara soal kopi klotok, kopi klotok ini adalah kopi dengan penyajian sederhana. Kopi bubuk dimasak dalam panci panas tanpa air. Setelah beraroma sedikit gosong barulah disiram air hingga mendidih. Dari proses tersebut munculah nama klotok yang berasal dari bahasa jawa nglotok atau mengelupas. Proses mengelupasnya kopi adalah saat air disiramkan ke panci yang lengket dengan kopi yang dimasak tanpa air tadi.
Kopi klotok menjadi favorit karena rasa pahit yang pas. Rasa kopi tentunya berbeda dari kopi yang hanya diseduh dengan air panas, walaupun bubuk kopi yang digunakan sama. Memasak kopi hingga mendidih tentunya menambah aroma kopi semakin kuat. Kopi klotok adalah pamor tersendiri bagi warung sederhana. Penyajian sederhana membuat segelas kopi klotok dihargai juga dengan harga murah meriah.
Saya merasa bersalah kepada kopi klotok dihadapan saya ini karena datang setelah bersepeda berat. Seharusnya waktu yang pagi hari atau malam saya kesini, dengan tenaga yang belum banyak terkuras. Ah, tapi lega juga sudah karena saya sudah kesini, ke Warung Kopi Klotok Pakem. Sebelum semakin banyak yang kesini.
Selain kopi klotok yang ditawarkan warung ini, sajian sayur lodeh dan cemilan khas pedesaan menjadi menu utama yang lain. Lodeh lombok ijo, lodeh kluweh, dan lodeh terong menjadi yang paling utama. Lodeh kluwih yang katanya paling enak di warung ini. Untuk cemilan paling favorit adalah pisang goreng. Tentunya semua itu bisa didapatkan langsung dari dapur di area belakang.
Berbagai menu tadi masih dalam range harga yang normal. Untuk makan ditempat, range harga hanya berkisar antara Rp3.500-Rp6.500 saja, bahkan untuk makan sepuasnya per-orang hanya ditarik biaya Rp11.500. Range harga minuman antara Rp1.000-Rp6.500, dan untuk harga segelas kopi klotok nikmat hanya Rp5.000.
Daftar Menu Warung Kopi Klotok Pakem |
Warung Kopi Klotok Pakem ini akan melayani pembeli dari jam 08.00 pagi hingga pukul 10.00 malam. Saya rasa menikmati kopi akan lebih cocok pagi hari sekitar pukul 05.00 s/d 07.00, namun ya sudah aturan jam buka Warung Kopi Klotok paling pagi jam 08.00. Namun masih ada sore hari yang bisa kita nikmati bersama kopi klotok.
Saat saya berkunjung, tidak ada karyawan yang bisa saya ajak ngobrol untuk bertanya lebih jauh soal warung. Mau ngapeli kasirnyapun juga sibuk mondar-mandir kesana kemari membantu para pelayan yang lain. Oh iya, ornamen di dinding Warung Kopi Klotok ini dihiasi beberapa tulisan artis dan pejabat yang pernah berkunjung ke tempat, seperti yang paling baru Eross Sheila On 7 dan Emha Ainun Najib. Hmmm lalu, kamu kapan berkunjung?
WARUNG KOPI KLOTOK
Alamat: Jalan Kaliurang Km. 16, Pakembinangun, Pakem, Sleman, DIY.
Jam Buka: 08.00 - 22.00 (Setiap Hari)
Kontak: 081-568-84080
Peta Lokasi:
22 comments
Write commentswarkopnya istimewa bang, suasana, lokasi, pemandangannya, kopinya juga bukan instan, ini bukan sekedar warkop lagi
ReplyMantab...terimakasih infonya sangat lengkap dan menggugah untuk cepat datang
ReplyLha ini, foto yang terakhir siapa Mas..hehehe
ReplyMarai kepengin
ReplyIsyaAllah besok kalau balik ke Jogja mampir ke sini. Kayanya enak banget tempatnya,
ReplyBaru beberapa hari lalu menyempatkan kesana, padahal hanya satu km saja dari rumah. Makan sambil memandang persawahan.
Replymantap.....sayange ra bisa nggawa bali
ReplySayangnya sekarang membludak
ReplySiaapppp
ReplyFotoku itu hehehehe
ReplyMangkat
ReplyEnaknya pagi2 kesini
ReplySyahdu mbak
ReplyLah masak dibungkus.. hehehe
Replyseneng aku kesini pagi2 pas jam buka :D,,sayang g bisa di bungkus pisangnya kmrin
ReplyLah, dibungkus.. gak bolehlah hehehe
Replyharganya pun cukup terjangkau, patut dicoba ni
ReplySekarang ramai banget karena murahnya itu
ReplyMaaf para suhu.. Ada yg tau gk asal kopi klotok/kopi kothok ...? Hehe dan yg benar yg mana ya.. Klotok atau kothok.. Monggo yg tau.. Penasarane ..aku hehe
Replyngangenin nih kopi haha
ReplyPemandangannya sangat bagus pak dan harga makanannya murah banget
Replymohon pencerahannya sis/gan..
Replysaya dari jakarta mau kesana, berangkat naik mobil, pulang nya naik kereta, harus k stasiun mana ya yang terdekatnya ?
terima kasih ^^
Add your comment EmoticonEmoticon