Hari Kamis 5 Mei 2016 saya kembali bersepeda setelah sekian bulan vakum. Kali ini saya diajak DGC - Druwo Gowes Community alias perkumpulan pesepeda kampung saya untuk bersepeda menuju arah Imogiri, Bantul.
Lokasi yang dituju adalah bukit hijau BNI, lokasi ini searah dengan kebun buah Mangunan Dlingo, jadi kemungkinan sedikit nanjak. Kami meliwati jalan Imogiri yang sepi karena hari libur. Terlihat beberapa pesepeda juga berpapasan dengan kami.
Saya sempat berhenti di warung untuk membeli minuman karena saya tidak persiapan maksimal. Bahkan sebenarnya sepeda saya belum diservis, rem belakang kurang pakem untuk mengerem. Sedikit khawatir jika rute pulang melewati turunan yang curam.
Sampai di jalan Imogiri-Mangunan tantangan dimulai. Kami berenam menanjak pelan. Untung dari kami tidak ada yang jago bersepeda, ya ada sih satu yang kuat karena dia yang paling sering bersepeda. Menanjak pelan dengan sepeda yang lama tak terjamah semakin membuat nafas saya terkuras habis.
Saya paling belakang karena masih menyesuaikan ritme sepeda saya. Dan, alhamdulillah saya hanya nuntun sekali saat di tanjakan tajam yang teman-teman saya pun memilih untuk berhenti. Tanjakan ini dekat bumi perkemahan yang saya lupa namanya, dulu sewaktu SMP saya pernah berkemah disini.
Kami melihat ada tulisan BNI di dekat bumi perkemahan tersebut. Tidak ada yang tahu pasti diantara kami dimana sebenarnya bukit hijau BNI ini berada. Karena ada tulisan BNI, ya sudah pasti itu adalah arah menuju bukit hijau BNI.
Namun tiba-tiba salah seorang teman memberi ide untuk nanjak sedikit lagi. Karena lokasi itu dekat dengan sebuah bukit batu yang unik. Karena saya juga belum pernah walaupun sering melewati akhirnya saya tertarik juga untuk menuju kesana.
Kalau ke Kebun Buah Mangunan atau Hutan Pinus pasti melewati bukit ini |
Tenaga saya terkuras karena pagi itu entah kenapa cuaca panas di daerah Imogiri. Akhirnya sampai juga. Saya bersandar di bawah bukit yang bentuknya memanjang dan diatasnya terdapat beberapa kursi bambu dan gazebo untuk beristirahat.
Ada tukang parkir di bukit ini namun tidak menghampiri kami untuk sekedar meminta restribusi, oleh karena itu kami berani menaikan sepeda kami ke atas bukit. Saya lalu duduk di salah satu Gazebo. Teman-teman yang lain berfoto-foto. Tempat ini cocok untuk melihat matahari terbit dan tenggelam walaupun bukit ini tidak terlalu tinggi.
Saya lalu mencari tahu nama bukit ini. Di pencarian saya ada yang menyebut nama bukit ini kedung buweng, ada yang menyebut bukit bego. Karena bukit bego dalam hasil pencarian saya lebih banyak, maka saya ikut menyebut bukit ini dengan versi bukit bego.
Bukitnya lumayan tinggi |
Bukit Bego kemungkinan dari nama Bego, sejenis alat berat untuk menggaruk tanah. Dan logikanya bukit ini tercipta dari kumpulan tanah sisa-sisa proyek jalan imogiri-mangunan. Bukit bego ini masih masuk wilayah Wukirsari, Imogiri, Bantul.
Yang membuat keren selain pesona matahari terbit dan tenggelam, diatas bukit kita bisa melihat puncak makam raja-raja Imogiri. Sebuah pemandangan indah sambil membayangkan tempat yang penuh nilai historis dan sejarah kerajaan Mataram Yogyakarta.
Jadi jika kalian berniat wisata menuju Kebun Buah Mangunan atau Hutan Pinus tidak ada salahnya mampir ke bukit ini sekedar istirahat dan menikmati pemandangan. Oh iya, didekat bukit ada warung makan terkenal juga bernama Warung Pemadam Kelaparan, sayang saat saya kesana tidak buka. Mungkinkah liburan juga?
Bangunan putih diatas bukit itu adalah puncak makam raja-raja Imogiri |
11 comments
Write commentsOooo..nama bego berasal dari alat yg menggaruk tanah.. Kirain.. Nama bego ada kaitannya dengan "bodoh' :)
ReplyHahaha :D
ReplyIki seng biyen aku, koe, ro Oko mandg yo? Bener gak sih? hahahahah suwi rak ngepit rono
ReplyBener banget, saiki rame soale cedak karo warung "Pemadam Kelaparan" barang
ReplySiappp, besok kalo ada waktu mau nyoba hahahahah
ReplySekarang diparkirin ya mas? dibangun beberapa gazebo juga? padahal duluuu sih bebas keluar masuk
Replyramaii sekali dikala pagi dan terutama sore
Lelah naik sepeda, aku ngekor aja pake mobil yaaa haha
ReplyIya, maklum kalau tempat wisata mulai ramai
ReplyNyepeda rutin bikin stamina strooong loh om #eh
ReplyPas bulan Januari 2016 silam lewat sini malah jadi arena motorcross. Ra kalap tenan...
ReplyWo iya saya juga lihat ada banner klub motor yang dipasang di dinding bukit, tak kira cuman buat kenang2an jebul pancen wis tahu dinggo dolanan motorcros to bukit, walah...
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon