Sarapan dengan sensasi pedas adalah hal yang tidak lumrah alias anti-mainstream. Kali ini saya mencoba mencicipi sarapan soto yang membuat kening saya keringatan dan berkali-kali menyeruput minuman. Soto Gobyos namanya, gobyos ini adalah kata dalam bahasa jawa yang kira-kira artinya berkeringat banyak. Mbok yakin, saya betul-betul berkeringat menikmati soto ini.
Soto ini berada di sebelah pojok utara barat dari pasar Patuk yang legendaris dengan bakpianya itu. Mulai buka sejak pukul 6 pagi, bu Hadi sang pemilik yang sangat ramah terhadap pembeli siap melayani pesanan soto pedas Anda. Sebenarnya baru sekitar 2 tahun Bu Hadi menjajakan dagangan sotonya, sebelum itu bu Hadi sempat berjualan bakso dan es teler yang kemudian diwariskan kepada anaknya. Padahal kata beliau, beliau berdagang sejak tahun 70an.
Soto Gobyos Bu Teler atau Bu Hadi. Bu Hadi juga menggunakan nama Teler karena sebelum berjualan soto beliau berjualan Es Teler. |
Jika pesan soto ini pasti akan ditawari dengan pedas atau tidak. Jika bilang pedas, maka kita akan disuruh untuk memilih jumlah cabe yang akan dimasukkan ke mangkuk yang kemudian oleh bu Hadi akan di uleg dengan sendok baru kemudian diraciklah soto tersebut lalu kemudian disiram kuah panas soto. Dan kita juga dapat memilih daging yang akan kita santap apakah potongan sapi atau suwiran ayam kampung.
Bu Hadi meracik Soto Gobyos. |
Karena baru mencoba saya hanya pesan dua cabai sebagai perkenalan saya untuk soto ini. Dan juga saya memilih daging sapi karena dagingnya begitu menggoda saya untuk mencicipinya. Kesan pertama mencicipi kuah soto ini berasa manis, rasa soto ini berubah seketika saat saya mengaduknya. Rasa pedas menyeruak karena menggunakan cabai mentah yang di uleg. Untung saja saya pesan teh panas yang bisa mengurangi pedas soto ini, padahal ya hanya dua cabai.
Soto Gobyos Daging Sapi, irisan dagingnya cukup lumayan. |
Soto Gobyos bu Hadi dijajakan sampai habis. Paling siang sekitar jam 12 soto ini habis. Selain soto, bu Hadi juga menyediakan menu Bakmoy Ayam. Saya tidak mencoba menu bakmoy karena sudah merasa kenyang dengan soto. Terkadang menu pendamping soto gobyos ini juga tersedia babat dan iso, mantap kan. Jika masih bingung soto gobyos bu Hadi yang mana, bu Hadi juga menggunakan nama bu Teler sebagai penanda sotonya. Alasannya, seperti saya ceritakan diatas karena beliau dulu berjualan bakso dan es teler sebelumnya.
Harga soto gobyos ini hanya Rp 10.000,- saja. Komplit dengan minuman teh panas, total saya cukup bayar Rp 12.000,-. Karena tempatnya tidak begitu luas jam-jam sarapan warung bu Hadi disesaki oleh pembeli, jadi bersiap-siap untuk bersabar jika tidak mendapat tempat duduk yang nyaman. Soto yang enak pedas dan lokasi yang strategis tentunya tak salah untuk mencoba soto ini.
Bu Hadi sang pemilik soto Gobyos. |
Gerobak soto Gobyos. |
5 comments
Write commentsPasar Patuk yang deketnya Malioboro? Bukan Gunung Kidul kan?
ReplyBisa banget ini dicobain kalau main ke Jogja :D
Iya yang deket Malioboro :)
ReplyWiw, mahal juga ya? Apa karena daging sapi ya? Tapi unik, klo di Temanggung ada bakso lombok uleg, di Pasar Patuk ada soto uleg. :D
ReplyMemang masih baru ya? Kalau es teler di sana aku dulu rasanya pernah nyoba. Klo nggak salah jadi satu sama bakul bakso.
Eh, sebenernya aku dulu sering makan soto di deket pasar Patuk sini. Di seberangnya sih. Depannya sama Indomaret.
Es Teler yang jualan sekarang anaknya bu Hadi. Ini depan Indomaret tapi agak ke utara pas pojok.
ReplyKpn kpn klo main k sna nyiciplah
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon