Memangnya kuliner ingkung ayam yang terkenal lezat itu hanya ada di Bantul? Tentu tidak! Wilayah Gunungkidul yang biasanya lebih terkenal dengan kuliner gatot-tiwul, nasi merah dan belalang gorengnya ternyata menyimpan kuliner Ingkung yang lezat.
Tak hanya lezat, tempat makan Ingkung ini sungguh begitu indah layaknya Ubud di Bali dan tentunya anti mainstream, dimana itu?
Tak hanya lezat, tempat makan Ingkung ini sungguh begitu indah layaknya Ubud di Bali dan tentunya anti mainstream, dimana itu?
Tempat makan ingkung ayam ini berada di tengah sawah, di sebuah desa wisata bernama Kampung Emas, yang berada di pedukuhan Plumbungan, desa Putat, kecamatan Patuk, kabupaten Gunungkidul. Lokasinya strategis karena tidak jauh dari jalan Jogja-Wonosari dan obyek wisata gunung api Nglanggeran serta air terjun Kedung Kandang.
Karena dekat dengan beberapa tempat wisata, menjajal kuliner ingkung ayam yang diberi nama Berkat Dalem ini wajib untuk dicoba.
Karena dekat dengan beberapa tempat wisata, menjajal kuliner ingkung ayam yang diberi nama Berkat Dalem ini wajib untuk dicoba.
Jika masa sebelum panen, kata pengelola tempat ini jauh lebih indah. Dan gubug di tengah itu adalah tempat kami makan. |
Warga Kampung Emas menyebut kuliner ingkung ini dengan nama tradisi Berkat Dalem. Tradisi Berkat Dalem ini sama dengan tradisi kenduri, yaitu ungkapan syukur dari warga untuk warga. Berkat Dalem khas dusun Plumbungan adalah ingkung ayam, dengan nasi gurih, gudangan, sayuran-sayuran, dan sambal serta peyek yang menjadi pelengkap.
Wadah untuk makan Berkat Dalem ini unik, bukan piring melainkan anyaman dari janur yang berbentuk piring. Tidak harus menunggu upacara Berkat Dalem untuk menikmati olahan khas ini, kita bisa pesan kepada pengelola kampung wisata untuk menyiapkan Berkat Dalem kapanpun saat kita akan berkunjung.
Wadah untuk makan Berkat Dalem ini unik, bukan piring melainkan anyaman dari janur yang berbentuk piring. Tidak harus menunggu upacara Berkat Dalem untuk menikmati olahan khas ini, kita bisa pesan kepada pengelola kampung wisata untuk menyiapkan Berkat Dalem kapanpun saat kita akan berkunjung.
Pelengkap ingkung ayam. |
Piring kreasi warga dari janur dan daun pisang. |
Yang unik, Berkat Dalem ini kita nikmati di tengah hamparan sawah. Layaknya petani yang sedang istirahat di gubug rindang tengah sawah dengan angin sepoi-sepoi menyejukan. Suasana tempat begitu menambah kenikmatan karena keindahan alam sawah terasering yang jauh dari keramaian.
Pengelola yang sebagian besar ibu-ibu pun begitu ramah saat menyambut dan menyajikan hidangan Berkat Dalem ini. Kesadaran warga akan potensi wisata di kampungnya begitu besar sehingga pengunjung pasti akan betah dengan pelayanannya yang bintang lima.
Pengelola yang sebagian besar ibu-ibu pun begitu ramah saat menyambut dan menyajikan hidangan Berkat Dalem ini. Kesadaran warga akan potensi wisata di kampungnya begitu besar sehingga pengunjung pasti akan betah dengan pelayanannya yang bintang lima.
Minggu siang kala itu, saya berangkat bersama-sama dengan teman menuju tempat ini yang sudah dipesan sehari sebelumnya. Hari itu siang terik yang cukup panas ditambah kemacetan jalan Jogja-Wonosari yang sedang heboh dengan taman bunga yang sudah hancur diinjak-injak oleh puluhan muda-mudi yang gemar berfoto ria. Satu jam saya habiskan untuk menuju tempat ini dari kota Jogja, tak apalah hanya sejam walaupun sebenarnya bisa lebih cepat jika tidak terhalang kemacetan.
Sampai di lokasi kami langsung menuju gubug pesanan kami. Warga Kampung Emas Plumbungan dengan sigap menyiapkan pesanan kami. Yang pertama kami nikmati adalah wedang sere, awalnya saya mengira itu teh tetapi ternyata bukan.
Wedang sere ini berasal dari tanaman mirip rumput yang banyak tumbuh di sekitar perkampungan tersebut, rasanya hangat dan sanggup menyegarkan lelah kami di perjalanan. Wedang sere ini juga menjadi bagian dari penyajian tradisi Berkat Dalem, dan saat itu wedang sere kami disajikan dengan kendi, wah begitu tradisional kan.
Wedang sere ini berasal dari tanaman mirip rumput yang banyak tumbuh di sekitar perkampungan tersebut, rasanya hangat dan sanggup menyegarkan lelah kami di perjalanan. Wedang sere ini juga menjadi bagian dari penyajian tradisi Berkat Dalem, dan saat itu wedang sere kami disajikan dengan kendi, wah begitu tradisional kan.
Menikmati wedang sere yang hangat. |
Setelah menikmati kehangatan wedang sere, kami lanjutkan dengan menyantap ingkung ayam kampung bersama-sama. Satu ingkung ayam kampung utuh cukup untuk kami yang bersepuluh. Nasi gurihnya mengingatkan saya pada nasi gurih kenduri yang biasa disajikan dikampung.
Ubo rampe seperti oseng-oseng tempe dan sayuran gudangan tidak kalah nendang enaknya, dan sangat pas menjadi tambahan santapan kami. Yang kurang menurut saya dengan paket Berkat Dalem ini hanya buah, jika ada semangka atau pisang mungkin cocok kali ya.
Ubo rampe seperti oseng-oseng tempe dan sayuran gudangan tidak kalah nendang enaknya, dan sangat pas menjadi tambahan santapan kami. Yang kurang menurut saya dengan paket Berkat Dalem ini hanya buah, jika ada semangka atau pisang mungkin cocok kali ya.
Selesai makan, mendung menggelayut diatas gubug kami. Segera kami pergi ke rumah warga yang menjadi pengelola kampung wisata ini. Disini kami beristirahat dan sholat duhur, serta sempat berfoto di pendopo yang menjorok ke areal persawahan.
Beberapa memutuskan untuk tetap menjelajahi wiayah tersebut, katanya ada air terjun yang bernama Air Terjun Watu Joglo didekat kampung tersebut. Karena cuaca yang ternyata kembali cerah teman-teman saya beranjak menuju air terjun tersebut, saya karena membawa anak balita memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.
Rumah pengelola Kampung Emas. |
Jika ke Wonosari Gunungkidul, cobalah berkunjung ke kampung Emas Plumbungan ini. Saya sudah membuktikan keistimewaan kuliner dan keindahan terasiring persawahannya layaknya Ubud di Bali.
Kampung Emas Plumbungan, Putat, Patuk, Gunungkidul
Koordinat GPS: -7.8675397,110.5426064,13z
Website: kampungemas.tk
Kontak Person: 0877-3818-3901
Rute dari Jogja: Jogja - Jalan Wonosari - Piyungan -
Bukit Bintang atau Bukit Patuk - Pertigaan Sambipitu ke kiri - Pertigaan
ke kiri menuju arah Nglanggeran - SMAN 1 Patuk - PlumbunganKontak Person: 0877-3818-3901
Rute dari Wonosari: Wonosari - Siyono - Lanud TNI AU Gading - Tahura - Rest Area Bunder - Pertigaan Sambipitu memutar ke kanan - Pertigaan belok kiri menuju arah Nglanggeran - SMAN 1 Patuk - Plumbunga
7 comments
Write commentsAyam kampungnya menggoda apalagi baca pas jam makan siang. Tradisinya seru patut dilestarikan... :-)
ReplyPutat itu yang desa kerajinan topeng kayu itu bukan? Kalau dari Jl. Wonosari yang jalannya lebar habis perluasan itu kan?
Replyyang bikin ngiler malah nasi gurihnya kalo ane bang
ReplySeru dan asik buat makan siang...
ReplyIya, kalau topeng di desa Bobung nya... Desa Plumbungan itu sebelum Bobung, jalan lebar masih ke timur lagi, terrace petruk juga masih ke timur sampai pertigaan yang kiri jalan ada pos Polisi (pertigaan sambipitu).. iso nggo rute ngepit seko Nglanggeran mulihe mampir situ..
ReplySama oseng tempenya ya om...
Replyoh ini yg dipinggir jalan desa bobung mau ke nglanggeran ya.. dulu bingung masu pesen makanannya dimana, ternyata sebelah sawahnya itu
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon