Bakmi Jawa atau Mi Jawa adalah mie yang direbus atau orang jawa juga menyebutnya dengan nama bakmi godhog. Sebetulnya bakmi jawa hanya digunakan untuk menyebut bakmi yang direbus, namun lama-kelamaan variannya seperti bakmi goreng dan magelangan kini statusnya setara dengan olahan mie rebus atau bakmi godhog tadi yang disebut bakmi jawa.
Bakmi Jawa yang asli, yang kini hanya beberapa warung yang masih mempertahankan, dimasak dengan tungku tanah liat dan api arang. Bakmi biasanya dimasak satu persatu tiap porsi sehingga penyajiannya cukup lama bagi pemesan. Bakmi jawa selalu menggunakan suwiran ayam dan telur bebek sebagai tambahan, yang menjadi ciri khasnya.
Menemukan warung bakmi jawa di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat mudah, di DIY ini sebagai pusatnya bakmi jawa terdapat puluhan warung yang menawarkan olahan bakmi jawanya. Tetapi, warung bakmi yang masih asli dan mempertahankan proses serta suasana "Jawa"nya hanya beberapa, itupun tidak semua cocok dilidah para penikmat bakmi jawa.
Tak perlu jauh-jauh menuju kota Wonosari yang menjadi pusat lezat dan otentiknya bakmi jawa. Di kota Jogja, ada satu warung yang begitu njawani. Warung ini menjajakan bakmi jawa dengan nuansa benar-benar jawa bahkan hingga pakaian yang dipakai pramusajinya. Soal rasa? Lidah saya cukup cocok dengan olahannya. Ya, warung ini bernama Warung Bakmi Mbah Gito.
Warung Bakmi Mbah Gito ini berada di wilayah kota Jogja bagian tenggara, atau tepatnya wilayah di selatan kebun binatang Gembira Loka. Lokasinya walau masih tergolong kota namun jika tidak teliti warung Mbah Bakmi Mbah Gito bisa terlewat dalam pencarian kita, dikarenakan warung ini sedikit masuk atau ndelik ditengah pemukiman warga.
Pintu Masuk Warung Bakmi Mbah Gito |
Plakat Warung Bakmi Mbah Gito |
Warung Bakmi Mbah Gito buka mulai pukul 11 siang hingga 11 malam, kecuali hari sabtu yang buka dari pukul 4 sore. Saat pertama masuk ke dalam warung, kita akan disuguhi ornamen khas jawa. Mulai dari gamelan, sangkar burung, pacul, arit, wayang dan masih banyak lagi ornamen yang khas dan unik dari jawa. Desain warung Bakmi Mbah Gito juga unik karena hampir seluruhnya dibangun dengan kayu yang kabarnya sebagian diambil dari bekas kandang sapi.
Setelah masuk dan duduk didalam warung, pramusaji dengan busana khas jawa (lurik) akan mendatangi kami untuk mencatat pesanan kami. Saya dan teman saya sebenarnya tertarik untuk memesan rica-rica yang ada didaftar menu tetapi karena saya baru pertama datang tentu menu wajib adalah bakmi godhog. Saya pesan dua bakmi godhog dengan wedang jahe sebagai minuman pelengkapnya, dengan sigap pramusaji langsung menyerahkan pesanan kami kepada juru masak.
Sembari menunggu pesanan, kami sempatkan untuk berfoto didalam warung. Karena bukan akhir pekan dan sudah hampir 10 malam saat kami datang, warung ini tidak terlalu penuh. Kami bergantian berfoto didalam warung yang menyetel langgam jawa untuk menghibur pengunjungnya yang menunggu pesanan.
Di Salah Satu Sudut Warung Bakmi Mbah Gito |
Bangunan Warung Mbah Gito Yang Hampir Seluruhnya Berbahan Kayu |
Ornamen Khas Jawa Di Warung Bakmi Mbah Gito |
Meja-meja Di Warung Bakmi Mbah Gito |
Sekitar 30 menit kami menunggu akhirnya bakmi godhog pesanan kami datang. Porsinya lumayan banyak, disajikan diatas piring lebar sehingga hawa panas masakan kemungkinan akan lebih cepat hilang. Dengan tak sabar saya mencicipi terlebih dahulu kuah dari bakmi godhog racikan pegawai Mbah Gito ini. Rasa kaldu ayam sangat terasa, rasanya cukup gurih sehingga saya menambahkan sedikit merica bubuk karena lupa untuk memesan bakmi yang pedas.
Bakmi Godhog adalah soal selera lidah masing-masing. Untuk bakmi Mbah Gito saya merasakan kuah kaldu yang cukup terasa, ini yang membuat bakmi Mbah Gito berbeda. Tampilan bakmi Mbah Gito juga menarik, ditambah suasana warung yang mendukung selera makan kita. Jika kesini lagi, kemungkinan saya akan lebih memilih untuk memesan menu lain karena saya masih penasaran dengan rica-rica ayam kampungnya. Tetapi jika pertama kesini, coba dulu bakmi godhog yang pas hangat saat malam yang dingin.
5 comments
Write commentsalamatnya dimana nih bro? unik juga buat saya review
Replyjual mie letek tidak ya?
Perempatan PLN gedongkuning ke selatan nanti ada gedung pilar kanan jalan kalau sampingnya ada jalan ke barat masuk aja sampai mentok nanti dah ketemu.. kyknya ndak jual mie letek
ReplyWaaahhh bakmi ini favorite keluarga saya dan setiap berkunjung ke Jogja dengan siapapun pasti saya ajak kesini...thanks for sharing mas Ardi, semoga jika berkunjung ke Jogja bisa berjumpa hehe :D
ReplyGosipnya itu kayu2 dari bekas kandang ya mas? hii.. hii
Replytempatnya pancen unik, wajar klo tamu2 kami dari kota suka sekali makan di mbah gito.
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon