Pantai Timang yang berupa tebing dan Pulau Timang yang berada di seberang. |
Gunungkidul terkenal keindahan pantainya, tapi ada yang berbeda di Pulau
Timang. Pulau di seberang Pantai Timang ini menawarkan suasana yang
bikin deg-degan. Ada jembatan tali menyeberangi jurang dan karang!
Lama waktu perjalanan
ke Pantai Timang sekitar 2 jam plus 1 jam buat sarapan di jalan dan
bertanya ke Pom Bensin dll. Saya merencanakan ke sini pada Kamis, dua
hari sebelumnya. Pertama melalui chat facebook dengan teman, Bung
Maryadi. Awalnya saya hanya membahas tentang Suroloyo, karena niat
sebelumnya memang ke Suroloyo, tapi akhirnya malah membahas tempat ini
dan akhirnya ke sini.
Tempat ini saya tanya ke mbah Google,
berupa tebing tinggi dengan palung yang dalam hingga warna laut
pinggirnya langsung berwarna biru gelap. Tempat ini adalah spot mancing
lobster menurut google dan warga sekitar. Yap, katanya sudah masuk TV
tentang tempat baru yang wah dan belum banyak yang eksplore. Bangga
rasanya!
Rute kita lewat jalan Wonosari, melewati jalan yang
cukup menanjak di awal dan sempet memperlambat motor untuk melihat Bukit
Bintang. Hampir satu jam perjalanan, konsentrasi saya terpecah karena lapar.
Akhirnya
saya memutuskan untuk mencari sarapan. Makin lapar pas lihat warung
soto yang katanya legendaris, soto ayam Tan Proyek namanya. Oke, kita
sepakat ke sini. Kita berempat makan, minum teh dan jeruk plus dua
kerupuk keluar biaya sekitar Rp 33.000.
Setelah cukup mengisi
perut, kita melanjutkan perjalanan. Kita lewat Baron, sebenarnya 50:50
sih kita lewat jalur ini. Kita lebih cepat sampai, namun kita harus
bayar biaya retribusi yang berempat habis Rp 15.000, atau kita ambil
jalur alternatif dan gak membayar biaya retribusi, tapi ya begitu,
lewatnya lebih jauh. Di perjalanan, teman saya kepingin buah yang
dijajakan di pinggiran jalan. Kita menepi sebentar untuk beli buah,
mumpung ada.
Ada 2 rute untuk ke Pantai Timang, rute pertama,
lewat Jalan Wonosari, Jalan Raya Pantai Baron, bayar retribusi Rp 4.000
per orang. Lanjut ambil arah Pantai Indrayanti atau Pok Tunggal. Cari
arah menuju Pantai Siung, jika ada lapangan sepakbola di kanan jalan
coba berhenti sejenak dan lihat papan penunjuk jalan menuju Pantai
Timang sejauh 4 Km. Ikuti jalan berbatu tersebut. Rute ini melewati pos
retribusi, namun lebih dekat.
Rute kedua, lewat Jalan Wonosari,
Jalan Raya Pantai Baron, ambil kiri menuju arah Pantai Siung atau
Wediombo. Sampai menemukan simpang tiga di ujung jalan raya Pantai
Baron, cari arah menuju Pantai Siung. Jika ada lapangan sepakbola di
kanan jalan coba berhenti dan lihat papan penunjuk jalan menuju Pantai
Timang sejauh 4 Km, Ikuti jalan berbatu tersebut. Rute ini tidak
melewati pos retribusi namun lebih jauh.
Akhirnya saya hampir
sampai di jalan menuju pantai. Kita sempat melewati Pok Tunggal, katanya
tempat ini bagus, tapi saya belum tertarik. Tak lama, papan petunjuk
arah Pantai Siung terasa menyegarkan pandangan, semangat lagi, pasti
hampir sampai.
Tengok kanan-kiri jalan kok tidak ada petunjuk
jalan menuju Pantai Timang. Untung Bung Maryadi melihat papan nama kecil
warna biru buatan KKN-UGM, buset, kecil amat tandanya! hanya sekitar 30
cm x 10 cm ukuran papan namanya.
Lokasi menuju tempat ini
membuat kita harus keluar dari halusnya aspal jalanan, tertulis di papan
nama, Pantai Timang 4 Km. Oke mari kita offroad, temen bilang, kondisi
jalan seperti sungai kering, batuan doang.
Pantat kayaknya
menyusut deh lewat jalan ini. Di jalan, kita menemukan desa dan kadang
ada beberapa rumah yang terpisah jauh dari desa. Kebanyakan dari mereka
berkebun dan bertani. Di perjalanan penuh batu tadi, kita sempat
bertanya dua kali biar yakin.
Inilah dia, Pantai dan Bukit
Timang! Sampai sini cuma ada 3 mobil dan 3 orang yang eksplore. Tidak
ada tukang parkir, tidak ada retribusi, semuanya free. Di sini, salah
satu teman saya melihat banyak orang yang mancing di bagian lain tebing
di sebelah Barat. Setelah memarkir motor, kita lanjut mendaki bukit yang
tidak terlalu tinggi, tapi ya ngos-ngosan juga.
Pulau Timang
yang ada di seberang digunakan warga untuk mancing lobster. Katanya
lobstersnya besar-besar namun sayang, di hari itu cuma ada kita
berempat. Ada satu kotak kayu dengan tali untuk menyeberang. "Ayo siapa
yang berani lewat, saya doakan yang diinginkan terkabul deh." Dibayar
berapapun, saya tidak berani.
Kalau jatuh ke bawah itu pastinya
dalam banget, belum kalau ada karang, hiii ngeri deh! Istirahat
sebentar, kita mempersiapkan peralatan buat foto-foto.
10 comments
Write commentswow... serem banget.. nyebrangnya gmn itu
Replyhahah, gondola pantai timang ini emang serem~ tapi tetep saya kok pengen coba meski sekali aja :D
ReplyMantab. Sepedanya mana?
ReplySelangkangan ku nyut2an liat ombak di bawah nya dan akhirnya batal nyebrang
ReplyPasti ndak bisa tegang juga ya om..
ReplySepedanya dirumah :p
ReplyHaaa aku juga pengen kapan2.. tp ya itu kapan2nya ndak tau hahahaa
ReplyPake gondola, biaya nyebrang bolak-balik sekitar 100K
ReplyNgeri2 sedap :)
Replybis aberteriak sangat keras ini, sangking takutnya, uji adrenalin bener
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon