Saya akhirnya menginjakan kaki untuk kedua kalinya di pantai Greweng. Pantai yang aksesnya hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 kilometer melewati persawahan dan perbukitan. Alasan utama saya rela menuju pantai Greweng adalah keinginan untuk melihat jembatan ekstrim Pulau Kalong, sebuag tempat menguji nyali baru di Gunungkidul.
Saya memang sedang kurang kerjaan karena menuju pantai Greweng saat kondisi cuaca kurang bersahabat. Gerimis dengan intensitas mendekati deras menemani perjalanan saya dari Bantul. Saya melewati jalur selatan tepatnya melintasi Kecamatan Panggang untuk memangkas durasi perjalanan. Rekor tercipta karena sepinya jalan. Dari rumah di Kota Bantul sampai dengan pantai Baron saya hanya membutuhkan waktu satu jam saja.
Namun saya ternyata masih membutuhkan waktu satu jam lagi untuk sampai di daerah Jepitu. Saya terbuai suasana perjalanan pagi yang sejuk. Di perjalanan aktivitas warga menjadi pemandangan yang menyenangkan. Saya sampai pasar Jepitu yang saat itu sepertinya sedang pasaran tepat pukul 8. Mengobati rasa lapar pagi saya mampir ke sebuah warteg di pinggir jalan.
Perjalanan saya lanjutkan menuju arah pantai Wediombo. Sekedar informasi saja pantai Greweng memang masih satu arah dengan pantai Wediombo. Saat hampir sampai pantai Wediombo, arahkan kendaraan menuju pantai Jung Wok, nanti ada petunjuk arah disana. Sebelum sampai pantai Jung Wok akan ada banyak lokasi parkir dan petunjuk arah pantai Greweng dan Sedahan, silakan kalian pilih sendiri lokasi parkir yang cocok. Saran saya pilihlah lokasi parkir paling selatan agar jarak perjalanan kaki lebih singkat.
Jalan menuju pantai Jung Wok dari dulu memang kurang bersahabat. Akses jalan hanya berupa batuan yang terkadang membuat kendaraan bergetar hebat. Sialnya lagi malam sebelumnya hujan. Batu kombinasi jalanan becek menyambut saya.
Setelah memilih parkir yang saya rasa cocok saya lanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Perjalanan awal enak karena cuaca sedikit mendung. Sampai separuh perjalanan perjalanan mulai berat, jalanan becek kembali saya temui. Lumayan membuat lelah perjalanan saya kali ini.
Saya sempat bertemu dengan penduduk sekitar yang menjadi pedagang di pantai Greweng dan Sedahan. Kalau menurut yang saya baca di beberapa artikel, akses menuju Pulau Kalong adalah melewati pantai Sedahan namun alasan kenapa saya melewati pantai Greweng adalah karena bertemu dengan penduduk tersebut. Penduduk tersebut menyarankan saya lewat pantai Greweng agar lebih cepat sampai di Pulau Kalong.
Sampai pantai Greweng sandal saya sudah tidak terlihat bentuk aslinya. Sandal sudah hampir hancur karena tertempel tanah liat yang menyambut saya dalam perjalanan. Melihat di sekeliling saya tidak melihat dimanakah Pulau Kalong dan jalan setapak yang menjadi aksesnya.
Saya diberi tahu seorang ibu-ibu bahwa akses menuju Pulau Kalong memang tidak terlihat. Saya dekati jalan setapak tersebut. Benar saja, memang jalan tersebut setapak namun ditumbuhi rumput-rumput liar yang menutupi. Tampak sedikit curam namun saya sudah kadung sampai akhirnya dengan nekat saya melaluinya.
Naik bukit dan melihat pantai Greweng dari atas. (foto: dok. pribadi) |
Butuh 15 menit untuk naik bukit di timur pantai Greweng. Pulau Kalong memang berada di timur pantai Greweng dan di barat pantai Sedahan. Jadi, tengah-tengah antara pantai tersebut. Pulau Kalong tidak terlihat dari pantai Greweng karena sebuah bukit yang menjorok kelaut menutupinya. Begitu pula dari pantai Sedahan, Pulau Kalong tidak terlihat. Namun jika sedikit ke tengah laut saat pantai sedang surut, Pulau Kalong dapat sedikit terlihat.
Pulau Kalong berada di lautan lepas. Jarak antara tebing pantai dan Pulau Kalong sekitar 30 meter. Akses dari tebing pantai menuju Pulau Kalong awalnya hanya berupa Gondola seperi di pantai Timang namun sekarang sudah diperbarui dengan jembatan gantung beralaskan papan kayu. Pantai yang menjadi akses terakhir menuju Pulau Kalong bernama pantai Sinden.
Kalau masih bingung dimana Pulau Kalong berada dapat mencari di google maps dengan kata kunci pantai Sinden. Pulau Kalong sepertinya memang belum tercatat dalam google maps.
Awal mula kenapa pulau tersebut diberi nama Pulau Kalong karena dulu banyak Kalong atau kelelawar liar yang tinggal di pulau tersebut. Selain Kalong terdapat pula spesies burung Gelatik yang menghuni. Pulau Kalong menjadi spot favorit bagi pemancing karena banyaknya ikan cucut dan lobster di sekitar pulau.
Jika kamu berani menguji nyali atau sekedar foto ala-ala silakan datang ke Pulau Kalong ini. Dari dekat memang terlihat mudah untuk dilewati namun saat melangkah, hembusan angin yang menerpa melalui sela-sela papan akan memacu adrenaline kalian. Kalau sedang beruntung, jembatan akan bergoyang tidak beraturan saat tercipta angin dari deburan ombak yang menabrak tebing ataupun pulau.
Akan dikenakan biaya Rp 25.000 untuk melewati jembatan ini. Biaya tersebut hanya dikenakan pada akhir pekan saja karena masih jarangnya wisatawan yang menuju Pulau Kalong. Biaya tersebut wajar karena memang jembatan dibuat atas inisiatif warga dan pemancing.
Pulau Kalong
Pantai Sinden, Jepitu, Girisubo, Gunungkidul
Rute
Jogja -> Wonosari -> Pantai Wediombo -> Pantai Jung Wok -> Jalan Kaki (1-2 Kilometer) -> Pantai Greweng/Sedahan -> Pantai Sinden -> Pulau Kalong
Retribusi
Masuk Pantai Wediombo (Rp 5.000/orang), Parkir Pantai Jung Wok (Rp 2.000/motor)
14 comments
Write commentsselfie tok 25rb pak, edan tenan...oleh diyang 2rb ra yo??
Replydengaren gelem mlaku adoh dewe..
Ngomong arep liputan pak, opo kancaku mengko gratis hehehe
ReplyAhelah, makin bingung aja kalo ke Gunung Kidul, banyak banget obyek wisatanya. Agak costly ya untuk selfie aja 25 ribu, tapi kalau uangnya digunankan untuk kemajuan obyek wisata itu, no problem. Semoga semakin maju! =)
ReplyKe pantai sedahan dr jungwok memang cuma bisa trekking tok mas? Jebul adoh ya, dulu pernah mau mampir ke sedahan pas camping di jungwok, tp gajadi :D
ReplyHanya pas weekend aja kok 25K nya, jadi kalau kesini jgn weekeng ya
ReplyAku arep nganggo helikopter mas hehehe
ReplyWaaaah.... sampai lumpuran gitu ya mas. Pasti seru dah...
Replyuntuk perjalanan sepertinya memang tidak cocok di musim penghhujan,tapi apakah tingkat keaamanan jembatan bisa sebanding dengan uang yang di keluarkan ? bukan tidak mau membayar,tapi jika jembatan tidak safety bisa makin rugi hehhe
Replytapi wisata pulau kalong patut di coba ya mas.soalnya liat jembatan nya kayak serem gitu heheh
Jembatan memang seadanya soalnya yg membuat warga, tempat ini rame kalau malem utk mancing.. ada tarif karena udah mulai banyak yg kesini utk sekedar foto2
Replybanget
ReplyGak kebayang gimana jadinya kalau kita bener2 lewat jembatannya,Merinding dan rasa takut akan ketinggian.Jadi gak berani deh.
ReplySaya aja merinding mas
Replyuntuk menemani travelling anda https://aleta.id/ menyediakan berbagai produk berbahan kulit asli
ReplyKalo lewat desedah ada tranportasi enggak mas
ReplyAdd your comment EmoticonEmoticon